Pesenam Jerman Lawan Seksualisasi Dengan Pakaian Lebih Tertutup

Tim senam Jerman memakai setelan panjang yang lebih tertutup selama kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020
Tim pesenam Jerman mengenakan seragam yang lebih tertutup sebagai bentuk protes melawan seksualisasi terhadap perempuan dalam olahraga (Foto: dw.com/id)

Tokyo - Tim senam Jerman memakai setelan panjang yang lebih tertutup selama kualifikasi di Olimpiade Tokyo 2020, Jepang, yang berlangsung 23 Juli – 8 Agustus 2021, sebagai bentuk protes terhadap seksualisasi perempuan dalam olahraga. Tindakan ini mendapat pujian dari sesama atlet.

Tim pesenam Jerman mengambil sikap menentang seksualisasi (penonjolan seksualitas, misalnya melalui cara berpakaian, dan lain-lain) terhadap perempuan dalam olahraga dengan memakai unitard atau baju yang lebih panjang dan tertutup, alih-alih mengenakan baju ketat berpotongan bikini.

Tim yang terdiri dari Sarah Voss, Pauline Schäfer, Elisabeth Seitz dan Kim Bui, telah memakai unitard selama pelatihan pada Kamis, 22 Juli 2021. Namun, keputusan untuk memakai setelan tersebut saat bertanding baru dibuat beberapa saat sebelum pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020 dimulai.

"Kami duduk bersama hari itu dan berkata, oke, kami ingin memiliki kompetisi yang besar," kata Voss, berusia 21 tahun. "Saat kamu tumbuh sebagai seorang perempuan, cukup sulit untuk membiasakan diri dengan tubuh barumu,” ujarnya.

Lebih lanjut Voss mengatakan, "Kami ingin memastikan semua orang merasa nyaman dan kami menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka dapat mengenakan apa pun yang mereka inginkan dan terlihat luar biasa, merasa luar biasa, apakah itu dalam triko panjang atau pendek."

Pesenam Jerman Kim BuiPesenam Jerman, Kim Bui, saat bertanding mengenakan unitard di Olimpiade Tokyo 2020 (Foto: dw.com/id)

Ingin jadi panutan. Voss mengatakan mereka ingin menjadi "panutan", dan tindakan mereka mendapat pujian dari rekan sesama atlet.

"Saya pikir sangat keren bahwa mereka memiliki nyali untuk berdiri di arena yang begitu besar dan menunjukkan kepada gadis-gadis dari seluruh dunia bahwa kamu dapat mengenakan apa pun yang kamu inginkan," kata pesenam Norwegia, Julie Erichsen. "Saya memuji mereka untuk itu," kata Erichsen.

Ketika tim mengenakan unitard mereka untuk pertama kalinya pada bulan April, Seitz mengatakan kepada DW bahwa dia berharap perempuan di cabang olahraga lain akan mengikuti jejak mereka.

"Saya ingin setiap perempuan di setiap olahraga memiliki kesempatan untuk memutuskan sendiri apa yang ingin dia kenakan," katanya.

Pakaian penutup kaki diizinkan dalam kompetisi internasional tetapi sampai sekarang pemakaiannya hampir secara eksklusif untuk alasan agama.

Saat berita ini diturunkan, tim senam Jerman tidak lolos ke final [pkp/ha (Reuters/AP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Novak Djokovic Melakukan Peregangan Dengan Pesenam di Tokyo
Petenis No.1 Dunia itu membuat banyak orang terpesona dengan selera humor dan kepribadiannya
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.