Padang - Gamawan Fauzi menyampaikan banyak pesan dan harapan dalam rapat paripurna istimewa peringatan Hari Jadi Provinsi Sumbar yang ke-75 tahun, Kamis, 1 Oktober 2020. Terutama soal pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung.
Ahli ekomomi dunia sepakat memastikan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 akan tumbuh negatif.
Menurut Mendagri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, belum ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Wabah ini juga berdampak kepada sosial, ekonomi, politik, psikologi sosial, dan bidang lainnya.
"Ahli ekomomi dunia sepakat memastikan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2020 akan tumbuh negatif," katanya.
Khususnya Indonesia juga akan masuk resesi, karena dua kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi negatatif. Jika nanti diumumkan kuartal 3 negatif, maka negara tersebut resesi. Sebab, 3 kuartal berturut pertumbuhan ekonomi negatif maka itu resesi.
"Saya harap ada kajian sungguh-sungguh untuk mengatasi ini, tentu juga Sumbar, saya yakin pemerintah dan DPRD berpikir keras mengatasi persoalan ini," katanya.
Ketika Indonesia dilanda krisis 1998, kata Gamawan, Sumbar malah mendapatkan berkah dengan naiknya harga komoditas pertanian. Namun, krisis saat ini berbeda, karena melanda hampir semua negara.
"Tantangan berat bagi masyarakat Sumbar tahun ini dan tahun depan, DPRD dan pemerintah perlu kajian yang cermat mengatasi ini," katanya.
Dia juga mengapresiasi kemampuan Sumbar dalam menangani pandemi Covid-19. Hal itu diharapkan juga menyentuh perbaikan di sektor ekonomi. Selain itu, 2021 merupakan tahun penting bagi Sumbar, selain pergantian kepala daerah juga waktu berakhir rencana pembangunan jangka panjang 25 tahun.
"Kami menyarankan membentuk tim mengevaluasi mendalam dan merumuskan RPJP 25 tahun ke depan. Harus melibatkan pakar, ulama, tokoh adat, tokoh masyarakat, wartawan dan lainnya," katanya.
Menurut Gamawan, sektor yang dapat dimaksimalkan Sumbar adalah pertanian. Sebab, masih banyak lahan produktif dan sumber daya yang memadai dan itu belum tergarap maksimal.
Mantan Gubernur Sumbar itu menyarankan pemerintah daerah Sumbar belajar konsep pembangunan yang diterapkan Singapura dan Bhutan. Terutama soal konsistensi kedua negara tersebut dalam mengoptimalkan kelebihan dan mengeliminasi kelemahan.
"Pembangunan bukan mengambil atau memindahkan sebuah konsep dari negara atau daerah yang sudah terbukti maju dan memindahkan ke Sumbar, namun harus disesuaikan dengan kondisi yang kita miliki," katanya. []