Pesan Bidan untuk Orang Tua Baru di Inggris Sebut ASI Tetap yang Terbaik untuk Anak

Inggris termasuk negara dengan tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) terendah di dunia menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris
ILUSTRASI - Seorang perempuan menyusui putrinya yang berusia delapan belas bulan, Anastasia, di sebuah acara pada Pekan ASI Sedunia di Village Museum, Bucharest, Rumania, 6 Agustus 2016. (Foto: voaindonesia.com/AP/Andreea Alexander)

TAGAR.id - Inggris termasuk negara dengan tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) terendah di dunia menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris. Kurang waktu, harus kembali bekerja lebih awal dan tekanan masyarakat merupakan beberapa alasan mengapa menyusui bayi menjadi masalah bagi kebanyakan ibu baru.

Zoe Watson adalah bidan sekaligus aktivis gerakan pemberian ASI. Dalam the London Baby Show, sebuah pameran produk bayi dan ibu hamil beberapa waktu lalu, ia menjadi pembicara dan juga berbicara kepada pengunjung tentang manfaat pemberian ASI dan solusi praktis untuk melakukannya selama masa pertumbuhan bayi. Di sela-sela acara itu, ia menyempatkan diri memberikan ASI bagi bayinya Nellie.

Menurut panduan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para ibu dianjurkan untuk memberi ASI dalam enam bulan pertama usia bayi mereka dan melanjutkan pemberiannya hingga usia 24 bulan untuk melengkapi makanan padat.

Manfaat kesehatan menyusui telah diteliti secara luas, di antaranya dapat mengurangi tingkat asma, obesitas dan diabetes.

Sebuah hasil studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal memperlihatkan jumlah ibu menyusui di Wales yang melahirkan antara tahun 2018 dan 2021 meningkat dari 16.6 persen menjadi 20.5 persen pada tahun 2020, yaitu ketika negara tersebut menjalankan penutupan atau lockdown akibat virus corona.

ibu menyusui di WalesILUSTRASI - Sebuah hasil studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal memperlihatkan jumlah ibu menyusui di Wales yang melahirkan antara tahun 2018 dan 2021 meningkat dari 16.6 persen menjadi 20.5 persen pada tahun 2020. (Foto: voaindonesia.com/UNICEF)

Watson mengatakan, "Saya tahu ada masa-masa susu formula bayi langka selama pandemi. Jadi mungkin para orang tua memikirkan hal tersebut dan jika mereka sedang hamil, mereka akan mencoba mengatasinya dengan pemberian ASI karena berpikir masalah itu juga dapat mereka alami. Selain itu, banyak dari kita yang lebih banyak tinggal di rumah. Jadi orang-orang tersebut tidak memiliki banyak tekanan untuk kembali bekerja, bersosialisasi dan keluar rumah untuk menghadiri berbagai acara di mana mereka tidak dapat menyusui dalam acara-acara tersebut."

Sepanjang kariernya sebagai bidan, ia telah membantu banyak ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya, seperti yang disarankan WHO yaitu seorang ibu seharusnya mulai menyusui bayinya dalam kurun satu jam setelah melahirkan.

Selain alasan medis dan psikologis, ekonomi dan sosial juga menjadi faktor yang menghalangi seorang ibu untuk memberikan ASI pada bayinya. Faktor-faktor tersebut bukan hal unik di Inggris. Namun menurutnya, tabu dan adanya perubahan sikap komunitas yang terjadi di negaranya mungkin menjadi sebuah faktor penting.

Ia menambahkan, "Saya kira, tantangan yang dihadapi para ibu pada tahap awal menyusui, mungkin tidak seperti di budaya lain di mana ada para anggota keluarga yang berada di dekat mereka, mereka memiliki anggota keluarga yang sudah berpengalaman menyusui yang merawat ibu yang menyusui sehingga dapat merawat bayinya. Sementara itu tekanan di Inggris sedemikian besar sehingga orang hanya mengambil langkah mudah yaitu memberi susu formula."

Tekanan ekonomi selama krisis kenaikan biaya hidup juga menjadi salah satu pertimbangan. ASI tentu saja lebih murah dibandingkan dengan harga susu formula bayi.

Beberapa waktu lalu, UNICEF mempublikasikan bagaimana kenaikan harga susu formula melebihi tingkat inflasi. Pengeluaran biasanya berkisar dari 44 poundsterling (sekitar Rp 878 ribu) hingga 89 poundsterling (sekitar Rp 1,775 juta) per bulan untuk susu formula tahap pertama.

pengungsi menyusui anaknya di SomaliaFILE - Seorang perempuan Somalia menyusui anaknya di kamp pengungsi di pinggiran Dollow, Somalia, 20 September 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Namun keadaan perekonomian yang sulit juga mendesak ibu untuk kembali bekerja lebih awal.

Mallory Reynolds-Trout, manajer penyelenggara pameran the Baby Show, juga memberikan ASI bagi anak-anaknya. Ia menaruh simpati kepada para perempuan yang mengalami kesulitan dan tekanan.

"Saya kira, kehidupan orang-orang menjadi lebih sibuk dalam beberapa tahun terakhir. Menjadi lebih sulit untuk memberi ASI saat bepergian. Lebih banyak perempuan yang kini bekerja. Jadi tentu saja tren itu sudah berubah seiring waktu. Saya kira, tidak selalu mudah bagi orang tua yang berada jauh dari bayinya, untuk selalu memompa ASI atau menyusui. Jadi kebanyakan orang beralih ke susu formula atau pilihan lain yang dapat dilakukan," sebutnya. (lj/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Tips Diet yang Tepat untuk Ibu Menyusui
Ada beberapa nutrisi mayor dan minor yang wajib dikonsumsi oleh ibu menyusui.