Jakarta - Perseteruan antara driver Gojek dengan pemilik perusahaan Big Blue Taxi asal Malaysia sepertinya belum berakhir. Sebelumnya, bos Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail telah meminta maaf secara terbuka melalui siaran televisi setempat pada Kamis, 29 Agustus 2019.
Meski mengaku sudah memaafkan, serikat driver GoJek yang mengatasnamakan Perkumpulan Driver Gojek Kerakyatan (PDGK) mengatakan akan tetap turun ke jalan sebagai bentuk protes dan solidaritas antar sesama warga bangsa.
Shamsubahrin telah membuat ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia.
Selain berencana akan tetap turun ke jalan, setidaknya ada 3 sikap dan tuntutan yang mereka suarakan.
"Pertama, kami mengutuk keras pernyataan yang telah menghina, melecehkan, bahkan menginjak-injak harga diri Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Koordinator Nasional PDGK, Samoel Yahya lewat keterangan tertulis yang diterima Tagar, Jumat, 30 Agustus 2019.
Pihak PDGK tidak menjelaskan kapan waktu dan di mana lokasi demonstrasi akan digelar. Namun, PDGK meminta Pemerintah Indonesia melakukan langkah diplomasi ofensif dan teguran keras kepada Pemerintah Malaysia agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Menurut PDGK, pernyataan yang sempat dilontarkan Shamsubahrin mengandung unsur melecehkan terhadap rakyat dan negara Indonesia.
Terakhir, mereka mendesak pemerintah Malaysia memberikan sanksi hukum kepada Shamsubahrin sesuai dengan peraturan yang berlaku di negeri jiran. "Shamsubahrin telah membuat ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia," kata Samoel.
Bahkan, pihak Perkumpulan Driver Gojek Kerakyatan menuding ujaran Shamsubahrin dapat mengadudomba Gojek dengan perusahaan transportasi daring lain asal Malaysia.