Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus

Iklim yang memanas bisa menyebabkan virus di kawasan Artik bersinggungan dengan lingkungan dan inang atau pembawa virus baru
Sejumlah peneliti mengebor lapisan es Danau Hazen di Artik untuk mengampil sampel dalam penelitian mengenai dampak perubahan iklim pada peningkatan risiko penyebaran virus. Pengambilan sampel tersebut dilakukan pada 29 Mei 2017. (Foto: voaindonesia.com/AFP/Graham COLBY)

TAGAR.id, Jakarta - Iklim yang memanas bisa menyebabkan virus di kawasan Artik bersinggungan dengan lingkungan dan inang atau pembawa virus baru. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyebaran virus.Hal ini menurut penelitian yang diterbitkan pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Virus membutuhkan inang seperti manusia, hewan, tumbuhan atau jamur untuk bereplikasi dan menyebar, dan kadang-kadang dapat melompat ke tempat baru yang tidak memiliki kekebalan, seperti yang terlihat selama pandemi Covid-19.

Para ilmuwan di Kanada ingin menyelidiki bagaimana perubahan iklim bisa memengaruhi risiko penyebaran virus dengan memeriksa sampel dari lanskap Artik di Danau Hazen.

Danau tersebut adalah danau terbesar di dunia yang seluruhnya berada Lingkar Artik utara dan "benar-benar tidak seperti tempat lain yang pernah saya kunjungi," kata peneliti Graham Colby, yang sekarang menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Toronto, kepada Kantor Berita AFP.

warga pakai masker di halte busWarga yang memakai masker untuk mencegah penyebaran virus corona menunggu di halte bus di Jakarta. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Tim mengambil sampel tanah yang menjadi dasar sungai dari air gletser yang meleleh di musim panas, serta dasar danau itu sendiri — yang membutuhkan pembersihan salju dan pengeboran es sedalam 2 meter, bahkan pada bulan Mei ketika penelitian dilakukan.

Mereka menggunakan tali dan mobil salju untuk mengangkat sedimen danau dari kedalaman air yang mencapai hampir 300 meter. Sampel-sampel tersebut lalu diurutkan untuk memperoleh DNA dan RNA, cetak biru genetik dan pembawa pesan kehidupan.

"Ini memungkinkan kami untuk mengetahui virus apa yang ada di lingkungan tertentu, dan inang apa yang juga mungkin ada," kata Stephane Aris-Brosou, seorang profesor di departemen biologi Universitas Ottawa, yang memimpin penelitian tersebut.

Tetapi untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan virus lompat ke pembawa virus baru, tim masih harus memeriksa persamaan dari setiap virus dan silsilah keluarga pembawa virus. (my/rs)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Virus Polio Ditemukan di Air Limbah di Kota New York
Mempercepat vaksinasi penduduk New York terhadap polio, setelah virus itu terdeteksi pada sampel air limbah yang diambil dari empat daerah
0
Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus
Iklim yang memanas bisa menyebabkan virus di kawasan Artik bersinggungan dengan lingkungan dan inang atau pembawa virus baru