Jakarta - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengatakan pers Indonesia membutuhkan regulasi publisher rights atau hak cipta jurnalistik untuk mengatasi fenomena feodalisme digital, yaitu penguasaan dunia digital oleh platform-platform global.
Mohammad Nuh menyampaikan hal itu saat membacakan deklarasi nasional tentang kemerdekaan pers dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara, dipantau secara virtual di Jakarta, Rabu, 9 Februari 2022.
"Kita tidak ingin terjadi digital feudalism (feodalisme digital). Agar tidak terjadi digital feudalism, dibutuhkan publisher rights," kata Mohammad Nuh, dikutip dari Antara.
Menurut mantan Rektor ITS Surabaya ini, publisher rights akan mampu membantu dunia pers Indonesia untuk mengatasi gempuran digital yang berpotensi membahayakan kedaulatan digital ataupun kepentingan nasional. Beliau mengatakan pihaknya saat ini pihaknya telah merampungkan naskah regulasi "publisher rights" dan telah diberikan kepada pemerintah untuk diproses lebih lanjut.
Oleh karena itu, Mohammad Nuh menyampaikan terima kasih atas dukungan Presiden Joko Widodo terhadap upaya untuk memunculkan regulasi tersebut.
"Draf untuk publisher rights sudah kami sampaikan. Sekali lagi, kami sampaikan terima kasih. Dorongan dari Bapak Presiden sungguh sangat mulia untuk segera memberi payung yang dapat memayungi kawan-kawan pers supaya terhindar dari gempuran digital," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Mohammad Nuh mengatakan Dewan Pers akan menandatangani nota kesepahaman dengan beberapa elemen pemerintahan, seperti Kapolri, Panglima TNI, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Penandatanganan nota kesepahaman itu merupakan wujud upaya insan pers agar mampu melebur menjadi satu bagian dalam NKRI bersama lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Menurut mantan Mendikbud, karena Indonesia menggunakan sistem demokrasi, pers dapat diibaratkan sebagai "saudara kandung" dari pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam mengelola bangsa Indonesia.
"Jadi, kita ini adalah keluarga besar yang bernama NKRI. Bapak nya sama, ibunya sama, yaitu Ibu Pertiwi," ujar Mohammad Nuh. []
Baca JUga
- Indonesia Targetkan Vaksinasi Covid-19 Dosis Lengkap 2022
- Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Lampaui 200 Juta Dosis
- IA-ITB Gelar Vaksinasi untuk 30.000 Warga Kota Pekanbaru
- Biden Desak Vaksinasi Covid-19 Atasi Varian Omicron Bukan Pembatasan