Perjuangan Seorang Buruh Tani untuk Bisa Menjalankan Ibadah Haji

Banyak keajaiban dialami orang-orang yang mempunyai niat sangat kuat untuk ibadah haji. Keajaiban karena mereka mampu tegak lurus pada niat.
Perjuangan Seorang Buruh Tani untuk Bisa Menjalankan Ibadah Haji. (Foto: Saudi Ministry of Media/via REUTERS)

TAGAR.id, Jakarta - Bagi sebagian orang biaya pergi haji mungkin murah. Dan bagi sebagian yang lain bisa berarti sangat mahal.

Murah atau mahal, kaya atau miskin, ternyata tidak selalu menjadi ukuran. Orang yang tampak miskin bisa pergi haji. Orang yang tampak kaya bisa tidak pergi haji. 

Semua berangkat dari niat yang kuat dari dasar hati. Seberapa kuat niat itu, akan selalu ada jalan untuk pergi ke tanah suci Mekkah. Menjalankan ibadah haji.

Seperti dialami Ambari bin Ahmad. Ia seorang buruh tani dan sudah sangat tua ketika pergi haji pada tahun 2016. Usianya kala itu 90 tahun. 


Saya buat celengan dari kaleng biskuit lalu saya patri sendiri. Hasil dari panen saya masukkan ke celengan, berapa pun hasilnya.


Ambari tinggal di Kelurahan Pelandakan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Jawa Barat. 

Ia mengatakan kepada Liputan 6 kala itu, keinginan pergi haji hadir dalam hatinya sejak ia berusia 30 tahun.

Bagaimana cara Ambari menabung untuk pergi haji. Caranya adalah dengan membuat celengan dari kaleng biskuit.

"Saya buat celengan dari kaleng biskuit lalu saya patri sendiri. Hasil dari panen saya masukkan ke celengan, berapa pun hasilnya, mau satu sen atau satu ketip," kata Ambari.

Ambari telah melalui banyak zaman. Zaman Indonesia dijajah pun ia mengalami. Ia ikut berperang melawan penjajah. Dan ia senang mengumpulkan mata uang rupiah sejak zaman Presiden Soekarno.

Ayahnya, Ahmad, sudah berhaji pada masa itu. Ambari ingin meneladani ayahnya. Menjalankan ibadah haji.

Didorong niat yang kuat, Ambari mulai menabung di celengan kaleng biskuit sejak 1949.

"Sambil ikut berperang, saya juga menyempatkan diri menabung. Kalau ada penjajah Belanda, celengan saya pendam di tanah lalu saya kabur sebentar, lalu malamnya saya ambil lagi," kenangnya.

Seiring perubahan zaman, perubahan fisik uang, ia menukarkan koin logam hasil tabungannya ke toko loak atau kolektor.

"Uang yang saya tabung kan sudah tidak laku di zaman sekarang, jadi saya jual ke kolektor atau ke pasar loak, dibayar dengan rupiah, kemudian saya tabung lagi. Sampai terkumpul Rp 35 juta, saya bayarkan biaya haji juga tunai," tuturnya. []

Berita terkait
Tidak Pergi Haji ke Tanah Suci Mekkah Tapi Dapat Pahala Haji, Bagaimana Bisa
Apa mungkin mendapat pahala haji padahal seseorang tidak pergi ke tanah suci Mekkah untuk menjalanakan ibadah haji. Apakah ada contohnya.
Sejarah Awal Mula Ibadah Haji Umat Islam di Tanah Suci Mekkah
Tradisi tiap iduladha, jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul di Mekkah untuk ibadah haji. Bagaimana sejarah awal ibadah haji.
Cara Pergi Haji Tanpa Antre, Langsung Berangkat dengan Visa Furoda Seperti Meisya Siregar
Banyak yang harus nunggu 32 tahun untuk pergi haji, tapi tidak dengan Meisya Siregar. Ia bisa langsung berangkat haji dengan visa Furoda.
0
Perjuangan Seorang Buruh Tani untuk Bisa Menjalankan Ibadah Haji
Banyak keajaiban dialami orang-orang yang mempunyai niat sangat kuat untuk ibadah haji. Keajaiban karena mereka mampu tegak lurus pada niat.