Perempuan Rusia yang Terlihat Dingin Itu

Perempuan Rusia yang terlihat dingin itu. Saat berjalan, mereka seolah tergesa-gesa. Tampilan wajahnya terkesan dingin, seolah tak butuh pria pendamping.
Sejumlah perempuan Rusia yang berada di Moskow, Sabtu (23/6/2018). (Foto: Ant/Triono Subagyo)

Perempuan Rusia terlihat sering jalan sendiri. Ini pemandangan khusus di Kota Moskow. Mereka berpakaian modis. Bahkan terkadang agak terbuka, mungkin "tabu" jika di Indonesia.
Kendati sendirian, mereka tetap penuh percaya diri. Bahkan seolah tak butuh pendamping kaum lelaki.

Pantauan di di Kota Moskow, seperti di jalan, dalam trem, kereta, atau metro, serta mal, perempuan Rusia berpenampilan modis dilengkapi beragam aksesori. Di antaranya mereka pakai gelang, syal, dan kacamata hitam.

Saat berjalan, mereka seolah tergesa-gesa. Hal ini karena waktunya sudah terjadwal untuk menuju ke suatu tempat mengikuti jadwal moda transportasi. Akan tetapi, menurut sejumlah orang, meski mereka modis, tampilan wajah mereka terkesan dingin.

Jarang sekali terlihat senyuman yang menghiasi wajah perempuan Rusia. Bahkan, tidak gampang membalas senyum orang lain yang baru kali pertama ditemuinya.

Ada cerita sahabat yang ketika menanyakan alamat, si perempuan yang ditanya enggan menjawab. Dia langsung pergi. Namun, tidak semuanya, terkadang ada yang begitu ramah justru menjadi tanda tanya.

Peristiwa itu pernah dirasakan oleh sahabat tersebut ketika berjalan menyusuri lorong menuju metro. Ada seorang perempuan muda tiba-tiba menghampiri dan berjalan mendampinginya.

Dalam perjalanan di lorong tersebut, perempuan itu menanyakan kedatangannya. Dia sangat akrab dan seolah tahu semuanya. Bahkan mengajak ke metro melalui jalur yang tidak ramai dilalui orang.

Kelelahan

Perempuan Rusia dalam penampakan yang dingin sulit diajak berkomunikasi. Menurut Irina Khatuntseva yang mahir berbahasa Indonesia, hal itu tidak benar semuanya. Perempuan Rusia terlihat dingin karena mungkin lelah dan banyak pikiran.

Menurut warga Rusia itu, tidak gampang menerima senyuman orang yang baru mereka kenal. Bahkan, perempuan Rusia bisa menganggap orang yang mengajaknya tersenyum kurang waras sehingga enggan menanggapinya.

“Namun, jika sudah kenal dengan perempuan Rusia, mereka sangat menyenangkan untuk diajak berkomunikasi,” kata Irina seperti dikutip Antara.

Irina KhatuntsevaIrina Khatuntseva, perempuan warga Rusia yang punya pacar orang Yogyakarta. (Foto: Ant/Triono Subagyo)

Irina yang biasa disapa Ira itu menjelaskan, perempuan Rusia setelah Uni Sovyet pecah cenderung modis. Semuanya didapat dari tayangan teve, majalah, atau melalui jelajah di dunia maya. Akibatnya, sering ditemukan model yang sama dikenakan orang meski mereka tak saling kenal.

Anak muda Rusia, kata Ira yang pernah belajar di Universitas Negeri Yogyakarta melalui program darmasiswa, sebagian menggemari sinetron dari Amerika. Bahkan belakangan mulai mengikuti tren Jepang dan Korea.

Menyinggung masalah perempuan yang tampil modis, sebenarnya untuk lebih nyaman. Selanjutnya mungkin mencari pacar.

Ira yang memiliki pacar orang Yogya itu menjelaskan, keterbukaan dalam berbusana terjadi setelah Uni Sovyet pecah. Kala itu, semua pakaian orang di negaranya berwarna abu-abu atau tenang. “Sekarang sesuka penggunanya, baik pakaian maupun aksesori yang mereka pakai,” ujarnya.

Ketika ditanya relatif banyaknya perempuan muda Rusia yang merokok, menurut Ira, beragam alasan. Di antaranya karena memang membutuhkan lantaran udara di Rusia dingin dan bisa saja pengaruh teman.

Sebagai contoh, mahasiswi yang tadinya tidak merokok, kemudian kenal dengan rekannya yang perokok, lama-lama terpengaruh. Biasanya tempat merokok di lingkungan kampus di halaman luar karena tidak semua tempat bisa digunakan.

Di tempat itu bisa menjadi ajang untuk menggali informasi. Pasalnya, di sana berkumpul baik laki-laki maupun perempuan perokok dari beragam fakultas dan jurusan. Informasi mengalir di sana.

Lelaki Setia

Terkait lelaki yang diharapkan perempuan Rusia, umumnya mereka ingin memiliki suami dari Eropa dan Amerika Latin. Memiliki badan bagus, berwibawa, dan melindungi. Namun, tidak mutlak karena masih ada faktor lain yang bisa memengaruhinya.

Menurut Ira, untuk menaklukkan hati perempuan Rusia, tidak gampang karena harus melalui beberapa tahapan. Jika melalui sosial media, biasanya melalui pembicaraan yang menarik. Lelaki jangan terlalu tergesa-gesa menyatakan suka, itu justru bisa menjadi bumerang.

Ira mengungkapkan, ini yang sering dilakukan laki-laki Indonesia. Lelaki Indonesia suka membuat drama dan gampang menyerah. Perempuan Rusia tidak suka. Selain itu, perempuan Rusia tidak mudah menerima pujian. Hal itu bisa diberikan ketika sudah kenal beberapa lama.

Meski perempuan Rusia diakui gampang tersinggung dan marah dalam hal tertentu, mereka termasuk setia terhadap pasangannya. Makanya, syarat lelaki yang akan menjadi pacar atau pasangannya, di antaranya pintar dan tidak boleh selingkuh. Hal ini bisa dilihat dari percakapan. Oleh sebab itu, pria harus terus belajar dan berkembang serta romantis dan peduli.

Jika melakukan pertemuan di kafe kali pertama misalnya, sang lelaki yang harus membayar walau nanti bergantian. Bahkan, perempuan yang sering membayar, kemudian sering memberi hadiah walaupun hanya setangkai bunga.

Bunga bagi perempuan Rusia memiliki arti tersendiri. Jangan sungkan memberikan bunga dalam pertemuan pertama karena kesannya akan dirasakan berbeda. (Triono Subagyo/yps)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.