TAGAR.id, Jakarta - Para pemimpin Uni Eropa pada Senin, 30 Mei 2022, mendukung larangan sebagian besar impor minyak Rusia, setelah mencapai kesepakatan kompromi dengan Hungaria untuk menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Blok beranggotakan 27 negara itu selama berminggu-minggu telah saling tawar menawar terkait usulan embargo total terhadap minyak Rusia, namun menghadapi perlawanan keras dari Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban.
Pertemuan pemimpin Uni Eropa di Brussels menelurkan kesepakatan kompromi untuk mengecualikan pengiriman melalui pipa dari larangan tersebut, setelah Budapest memperingatkan bahwa penghentian pasokan akan menghancurkan perekonomian negaranya.
“Kesepakatan ini untuk melarang ekspor minyak Rusia ke Uni Eropa. Kesepakatan ini langsung mencakup lebih dari dua per tiga impor minyak dari Rusia, memangkas sumber pembiayaan mesin perangnya yang sangat besar,” cuit kepala Dewan Eropa Charles Michel pada KTT tersebut. “Tekanan maksimal terhadap Rusia untuk mengakhiri perang.”
Kepala eksekutif Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan langkah itu “akan secara efektif memangkas sekitar 90% impor minyak dari Rusia ke Uni Eropa pada akhir tahun ini,” setelah Jerman dan Polandia berkomitmen untuk menghentikan pengiriman melalui pipa ke wilayah mereka.
Perselisihan mengenai paket sanksi keenam itu telah mengguncang persatuan Eropa dalam menghadapi serangan Kremlin di Ukraina setelah sembelumnya mengeluarkan lima gelombang sanksi ekonomi terhadap Rusia yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Terlepas dari kesenjangan embargo karena tentangan Hungaria, rangkaian sanksi terakhir bagi Moskow itu menjadi beberapa tindakan paling merugikan yang diambil Uni Eropa sejauh ini.
Michel mengatakan bahwa paket sanksi itu juga mencakup pemutusan hubungan bank terbesar Rusia, Sberbank, dari sistem SWIFT global, pelarangan terhadap tiga lembaga penyiaran milik pemerintah dan memasukkan nama sejumlah orang ke dalam daftar hitam yang dinilai bersalah melakukan kejahatan perang. (rd/em)/AFP/voaindonesia.com. []