Percuma Ada PSBB Bandung Raya Kalau Warga Bandel

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan percuma PSBB Bandung Raya diberlakukan kalau masyarakat tetap bandel, tidak patuh, dan tidak disiplin
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, meminta seluruh masyarakat Jawa Barat, terutama yang wilayahnya sedang atau akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar patuh, taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan ataupun aturan dalam PSBB. “Kepatuhan dan kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan menjadi kunci keberhasilan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah Jawa Barat,” imbau Kang Uu, sapaan dari Uu Ruzhanul Ulum.

Oleh sebab itu, Kang Uu pun menegaskan meminta seluruh masyarakat Jawa Barat bersungguh-sungguh mematuhi apa yang menjadi instruksi atau imbauan pemerintah selama PSBB diberlakukan. Mulai dari patuh dan disiplin dalam jaga jarak, menggunakan masker, tidak berkerumun, rajin mencuci tangan, dan menerapkan perilaku hidup bersih serta sehat (PHBS).

“PSBB Bandung Raya, tidak akan ada artinya kalau masyarakat tetap bandel (melanggar imbauan). Jadi, ada manfaat atau tidaknya PSBB, kembali ke (perilaku) masyarakat,” tegas dia.

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memastikan PSBB di Bandung Raya berjalan optimal dengan mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 30 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB di Bandung Raya.

Pergub yang berisi 27 pasal itu mencakup sejumlah aspek, seperti pelaksanaan PSBB dan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk selama PSBB. Hal itu dilakukan karena PSBB Bandung Raya sangat krusial dalam memutus rantai penyebaran dan penanggulangan Covid-19.

"PSBB penguatan dari arahan, imbauan, dan edaran pemerintah, yaitu antara lain di rumah saja, tidak mengadakan kegiatan di luar yang mengundang orang banyak, pakai masker, social maupun physical distancing, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat termasuk cuci tangan pakai sabun," ucap Kang Uu.

Kang Uu juga mengimbau kepada tokoh agama, kiai, dan ulama, untuk terlibat mengarahkan warga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, terutama saat PSBB berlangsung. Hal tersebut dapat menjadi mesin penggerak secara masif partisipasi masyarakat dalam melawan korona. Selain itu, jangan diabaikan kekuatan bermunajat bersama umat beragama memohon belas kasihan dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa agar korban jiwa tidak terus bertambah, dan badai korona ini segera reda di Indonesia, maupun di tingkat global.

"Saya minta kepada para kiai, ulama, tokoh masyarakat, kaum milenial, juga kepada tokoh agama yang lain, untuk memberikan pengertian, ajakan, juga pemahaman kepada masyarakat dan umatnya masing-masing terhadap ketaatan kepada pemerintah," katanya.

"Jika umat disentuh dengan tokoh agamanya masing-masing, dengan kiai, ulama, dengan keimanannya, maupun tokoh agama lain dengan kerohaniannya, masyarakat bisa (disiplin)," tambahnya. [] 

Berita terkait
Pemudik Wajib Ditolak Saat PSBB di Bandung Raya
Presiden Joko Widodo instruksikan penolakan pemudik, Pemprov Jabar bisa lebih leluasa menolak pemudik secara tegas dengan alasan darurat kesehatan