Perang di Ukraina Turunkan Pertumbuhan Ekonomi Global

Invasi Rusia ke Ukraina diperkirakan akan mengganggu perdagangan dan rantai pasokan, yang berarti bisa menghambat pertumbuhan ekonomi
Petani Rusia memanen gandum di Stavropol. Rusia dan Ukraina mengekspor 1/3 dari kebutuhan gandum dunia (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Invasi Rusia ke Ukraina diperkirakan akan mengganggu perdagangan dan rantai pasokan, yang berarti bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan harga yang lebih tinggi di seluruh dunia, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD - Organization for Economic Co-operation and Development), hari Kamis, 17 Maret 2022.

Dalam penilaian baru yang suram, OECD yang beranggotakan 38 negara mengatakan, pada tahun depan konflik akan mengurangi produk domestik bruto (PDB) ukuran luas output ekonomi sebesar 1,08% di seluruh dunia, 1,4% di 19 negara Eropa yang berbagi mata uang Euro dan sebesar 0,88% di Amerika Serikat.

Tetapi pengeluaran belanja pemerintah dan pemotongan pajak sebagian dapat membatasi kerugian itu, kata OECD.

Berbicara pada konferensi pers di Paris, Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, mengatakan, pasar internasional dan pembuat kebijakan harus "tetap tenang".

"Sangat penting bahwa kami menjaga pasar tetap dibuka dan berjalan dengan bebas untuk mengimbangi harga dan memastikan pasokan yang ada dapat mencapai tempat-tempat yang paling dibutuhkan," ujar Cormann.

Serangan Rusia terjadi ketika harga sudah melonjak dan rantai pasokan terhambat, dampak tak terduga dari pemulihan pandemi virus corona. OECD yang pada Desember memperkirakan inflasi dunia sebesar 4,2% tahun ini, meramalkan bahwa konflik akan menaikkan harga 2,47% di seluruh dunia selama tahun depan.

Rusia dan Ukraina menyumbang kurang dari 2% PDB dunia, namun merupakan produsen penting komoditas tertentu. Keduanya misalnya, mengekspor sepertiga gandum dunia, sehingga meningkatkan kecemasan bahwa negara-negara seperti Mesir dan Lebanon yang bergantung pada ekspor gandum yang terjangkau untuk roti dan makanan pokok lain, akan menghadapi kekurangan pada bulan-bulan mendatang.

Rusia juga merupakan produsen besar kalium yang digunakan untuk pupuk, paladium yang sangat penting untuk mobil, ponsel dan bahan untuk menambal gigi serta nikel yang digunakan untuk baterai mobil listrik dan baja, yang harganya telah melonjak sejak Januari 2022 (ps/lt)/voaindonesia.com. []

Invasi Rusia ke Ukraina Picu Malapetaka Perekonomian Dunia

Bank Dunia: Perang Rusia-Ukraina Bisa Picu Kerusuhan

Harga Minyak yang Tinggi Bisa Redam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sanksi yang Bertubi-tubi Diprediksi Akan Runtuhkan Ekonomi Rusia

Berita terkait
Mahkamah Internasional Desak Rusia Hentikan Invasi ke Ukraina
Mahkamah Internasional (ICJ) pada Rabu, 16 Maret 2022, memerintahkan Rusia untuk menangguhkan invasi ke Ukraina
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.