Peran Prakerja di Tengah Persoalan Tenaga Kerja Indonesia dan Pujian UNESCO

Program Kartu Prakerja Indonesia mendapat pujian dari UNESCO dalam konferensi internasional Inclusive Lifelong Learning Conferene (ILLC) di Bali.
Daniel Baril (kanan) Ketua Dewan Pengurus UNESCO Institute for Lifelong Learning bersama Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari (kiri). (Foto: Tagar/ Tim Komunikasi Prakerja)

TAGAR.id, Nusa Dua, Bali - Program Kartu Prakerja Indonesia mendapat pujian dari UNESCO dalam konferensi internasional Inclusive Lifelong Learning Conferene (ILLC) atau Pembelajaran Sepanjang Hidup Inklusif yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, tanggal 3 sampai 6 Juli 2023.

Pujian itu disampaikan Daniel Baril Ketua Dewan Pengurus UNESCO Institute for Lifelong Learning. 

Daniel menyebut Program Kartu Prakerja sebagai kebijakan pemerintah Indonesia yang patut diapresiasi dan dicontoh negara lain.

“Sejak 2020, Program Kartu Prakerja pemerintah Indonesia berjalan dengan luar biasa karena memberi kesempatan mengembangkan kemampuan kepada 17 juta pembelajar,” ujar Daniel Baril.

Menurut Daniel yang berasal dari Prancis ini, Prakerja berhasil memberikan impak dan manfaat yang signifikan kepada pesertanya. “Banyak yang sebelumnya pengangguran menjadi bisa bekerja. Ini merupakan contoh sempurna yang perlu ditiru (oleh negara lain).”

Prakerja hadir sejak tahun 2020 pada masa pandemi COVID-19 untuk mengurai permasalahan tenaga kerja di Indonesia. Karena Prakerja dinilai berhasil, program ini terus dilanjutkan setelah pandemi berakhir.

Persoalan Tenaga Kerja di Indonesia

Persoalan tenaga kerja di Indonesia meliputi beberapa hal berikut:

1. Pengangguran

Tingkat pengangguran di Indonesia masih menjadi masalah, terutama di kalangan pemuda. Banyak lulusan perguruan tinggi yang sulit menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Tingkat pengangguran juga lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.

2. Kualifikasi dan Keterampilan

Ada kesenjangan antara kualifikasi dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja dengan kebutuhan pasar kerja. Banyak lulusan yang kurang memiliki keterampilan yang relevan dengan permintaan industri, terutama dalam bidang teknologi dan industri manufaktur yang berkembang pesat.

3. Ketimpangan regional

Ketimpangan pembangunan antara wilayah perkotaan dan pedesaan serta antara pulau-pulau di Indonesia juga berdampak pada ketimpangan tenaga kerja. Beberapa daerah masih menghadapi kesulitan dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup dan menyediakan peluang ekonomi bagi penduduk setempat.

4. Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Faktor-faktor seperti rendahnya pendidikan dan keterampilan, teknologi yang kurang dimanfaatkan secara efektif, serta rendahnya investasi dalam riset dan pengembangan, semuanya berdampak pada produktivitas tenaga kerja.

5. Pekerja Informal

Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia masih bekerja dalam sektor informal, tanpa jaminan sosial atau perlindungan kerja yang memadai. Pekerja informal sering menghadapi rendahnya upah, ketidakpastian kerja, dan akses terbatas terhadap layanan sosial dan kesehatan.

6. Migrasi Tenaga Kerja

Banyak tenaga kerja Indonesia yang melakukan migrasi ke luar negeri untuk mencari pekerjaan, terutama dalam sektor pekerjaan kasar. Migrasi tenaga kerja ini memiliki dampak sosial dan ekonomi, termasuk terpisahnya keluarga, risiko eksploitasi, dan kurangnya transfer keterampilan ke dalam perekonomian domestik.

Pemerintah Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi permasalahan tenaga kerja ini, termasuk melalui program-program seperti Prakerja untuk meningkatkan keterampilan, peningkatan akses pendidikan dan pelatihan, serta upaya untuk meningkatkan investasi dan iklim usaha untuk mendorong pertumbuhan lapangan kerja.

Jangkauan Prakerja ke Desa-desa di Seluruh Penjuru di Indonesia

Program Prakerja adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk memberikan pelatihan vokasional kepada masyarakat Indonesia agar dapat meningkatkan keterampilan dan daya saing mereka di pasar kerja. Jangkauan Prakerja ke desa-desa di berbagai penjuru Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendaftaran Online

Pendaftaran program Prakerja dilakukan secara online melalui platform resmi Prakerja. Masyarakat di desa-desa dapat mengakses platform ini melalui internet dan mendaftar untuk mengikuti program pelatihan.

2. Fasilitas Internet

Pemerintah telah melakukan upaya untuk meningkatkan akses internet di daerah pedesaan melalui berbagai program dan inisiatif. Dengan adanya akses internet yang lebih baik, masyarakat di desa-desa dapat mengakses platform Prakerja dan mengikuti pelatihan secara online.

3. Pusat Pelatihan

Program Prakerja juga bekerja sama dengan berbagai pusat pelatihan di berbagai daerah, termasuk di desa-desa. Pusat pelatihan ini menyediakan fasilitas dan instruktur untuk memberikan pelatihan kepada peserta Prakerja di lingkungan mereka sendiri.

4. Peningkatan Kesadaran

Pemerintah juga melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran tentang program Prakerja di desa-desa. Hal ini dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk pengumuman di media lokal, kampanye sosial, dan kerjasama dengan pemerintah desa.

Meskipun program Prakerja telah berupaya untuk mencapai desa-desa di Indonesia, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti aksesibilitas internet yang terbatas di beberapa daerah dan keterbatasan infrastruktur. Namun, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan jangkauan program ini agar lebih merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk desa-desa.

Program Prakerja Indonesia mendapatkan dukungan penuh dari UNESCO yang merupakan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya.

Program Prakerja di Indonesia bertujuan meningkatkan keterampilan dan daya saing angkatan kerja, sejalan dengan tujuan UNESCO dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan serta memfasilitasi pemberdayaan sosial dan ekonomi. []

Berita terkait
UNESCO: Program Kartu Prakerja Indonesia Patut Diapresiasi dan Dicontoh Negara Lain
Banyak yang sebelumnya pengangguran menjadi bisa bekerja. Ini merupakan contoh sempurna yang perlu ditiru (oleh negara lain) - Daniel Baril UNESCO
Pernyataan Lengkap Daniel Baril UNESCO dalam Konferensi ILLC di Bali Senin 3 Juli 2023
Pernyataan lengkap Daniel Baril, Chair of the Governing Board UNESCO Institute for Lifelong Learning, tentang ILLC dan peran Indonesia.
Indonesia Jadi Pionir Luncurkan Kampanye Global UNESCO: Livelong Learning Pembelajaran Sepanjang Hidup
Pembelajaran sepanjang hidup penting bagi setiap orang, bisa menjadi instrumen kuat untuk pemberdayaan di seluruh dunia - Airlangga Hartarto