pengaduan yang diterima divisi pengaduan Komnas Anak didominasi kasus kekerasa seksual
Arist menjelaskan sangat ironi tempat yang seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak justru menjadi tempat yang menakutkan. Misalnya, lingkungan sekolah dan rumah.
"Data lain menunjukkan bahwa rumah dan lingkungan sekolah tidak lagi memberikan rasa nyaman dan jaminan atas perlindungan bagi anak," katanya.
Dia mengatakan kedua tempat itu justru menjadi sarang predator kejahatan seksual bagi anak-anak. Pelaku kejahatan seksual terhadap anak bersembunyi di tempat itu.
"Ayah kandung dan tiri, kakak, guru, pengelola sekolah misalnya menjadi pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak," ujar Arist.
Edukasi Dini
Pihak keluarga punya peran penting dalam menjaga dan mengawasi anak-anak mereka. Peran ibu sebagai orang tua perempuan bisa memberikan pengetahuan sejak dini kepada anak-anaknya terutama anak perempuan untuk menjaga tubuhnya.
Misalnya, Citra Puspita Sari memiliki kekhawatiran terhadap anaknya yang masih kecil. Dia mengatakan pengawasan ekstra menjadi perhatian terhadap anaknya dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Wanita bergelar sarjana komunikasi ini menuturkan telah memberikan edukasi kepada anaknya yang masih berusia tiga tahun itu agar mengetahui mana bagian tubuh boleh disentuh dan tidak boleh disentuh.
"Saya sudah memberikan edukasi seksual kepada anak saya. Semua dimulai dari hal-hal sederhana saja. Misalnya bagian tubuh mana saja yang tidak boleh dipegang sama orang lain, mana yang tidak," kata Citra.
Ibu muda lainnya, Salsabila Qurrata A'yun menjelaskan bahwa pendidikan agama sangat penting diberikan kepada anak sejak dini.
"Kami sebagai orang tua harus pintar menjaga anak. Memberikan edukasi sejak dini bagaimana menjaga dirinya, lalu memberikan pendidikan agama sejak dini," kata Salsa, Selasa, 23 Juli 2019.
Mantan jurnalis ini mengatakan bahwa orang tua harus lebih aktif dibandingkan anaknya. Pengawasan perlu dilakukan terutama berkaitan dengan permainan yang biasa dimainkan oleh anak.
Baca juga: