Jakarta - Waralaba travel asal Inggris, Thomas Cook resmi tutup pada Senin, 23 September 2019. Hal ini disebabkan manajemen mereka tidak mampu mendapatkan dana tambahan untuk menutup ongkos operasional.
Dilansir dari Reuters, penutupan bisnis secara mendadak mengakibatkan penerbangan darurat yang mengangkut 14.700 orang itu harus kembali ke Inggris pada Senin, 23 September 2019.
Tidak hanya itu, sekitar 135.300 lainnya diperkirakan akan dipulangkan selama 13 hari ke depan hingga pekan pertama bulan Oktober.
Thomas Cook mengejutkan publik setelah dalam laporan pajak tahun 2019-nya mereka mengumumkan kerugian sebesar 1,5 miliar poundsterling Rp 26,2 triliun.
Dilansir dari Antara, pihak regulator penerbangan Inggris mengatakan berusaha memulangkan para pelancong yang menggunakan layanan Thomas Cook hingga 6 Oktober mendatang.
"Dengan 13 hari tersisa dan sekitar 135.300 penumpang masih akan dipulangkan ke Inggris. Kami bekerja sepanjang waktu bersama dengan pemerintah dan industri penerbangan untuk memberikan program penerbangan setelah Thomas Cook mundur dari perdagangan," kata regulator.
Diketahui, Thomas Cook merupakan grup bisnis travel yang dimiliki Pemerintah Inggris. Berdiri sejak 1841, Thomas Cook memiliki sejumlah jaringan bisnis di bidang hotel yang tersebar di Asia, Eropa, dan Afrika.
Tidak hanya itu, Thomas Cook sempat mendirikan maskapai penerbangan pada 2003 untuk melayani turis yang menggunakan jasa mereka.
Awalnya, Thomas Cook mengejutkan publik setelah dalam laporan pajak tahun 2019-nya mereka mengumumkan kerugian sebesar 1,5 miliar poundsterling Rp 26,2 triliun.[]
Baca juga: