Makassar - Sejumlah nelayan di Pulau Sangkarrang, Makassar, sudah empat bulan terakhir berhenti melaut akibat karang di sekitar pulau dikeruk oleh penambang pasir yang beroperasi di wilayah Kecamatan Sangkarrang. Aktivitas penambangan pasir untuk proyek New Port milik pemerintah telah merampas sumber penghasilan warga pulau sebagai nelayan.
"Sejak masuknya kapal Boskalis itu Februari lalu, pendapatan masyarakat terus menurun. Saya bahkan sudah empat bulan tidak turun menangkap ikan karena ikan-ikan karang tidak ada lagi bisa didapat," kata Daeng Darisa, Minggu, 5 Juli 2020.
Darisa mengatakan, kapal yang datang mengeruk pasir tersebut sudah berlangsung sejak Februari, sebelumnya kata Dia kapal serupa juga menambang pasir di wilayah perairan Galesong Takalar. Pasirnya digunakan sebagai material pembangunan proyek New Port Makassar (NPM).
Sejak masuknya kapal Boskalis itu Februari lalu, pendapatan masyarakat terus menurun.
"Menangkap ikan lalu menjualnya ke Makassar sebagai sumber pendapatan satu-satunya terpaksa ia tinggalkan sementara waktu karena minimnya hasil tangkapan. Tidak bisa menutupi biaya operasional," ujarnya.
Ia menyebut, sebelum kapal perusak ini datang, Ia dan nelayan lain bisa menjual ikan ke kota hingga jutaan rupiah. Tapi saat ini, sejumlah nelayan bahkan berhutang kepada distributor bahan bakar perahu.
"Masyarakat tidak meminta agar penambangan itu dihentikan. Terpenting bagi warga, ada solusi dari pemerintah terkait nasib nelayan. Kami sama sekali tidak melarang proyek pembangunan pemerintah. Tapi minta agar wilayah operasi kapal ini tidak di wilayah tangkapan kami. Itu saja," jelasnya.
Sementara itu, Pengurus HMI Cabang Makassar, Abrar di depan ratusan warga menegaskan akan mengawal proses gerakan penolakan ini sampai tuntutan warga mendapatkan solusi.
"Kami akan mulai dengan mendesak DPRD Provinsi Sulsel untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan semua pihak yang bertanggung jawab," katanya.
Rencananya dalam pertemuan tersebut, bila kapal penambang pasir ini masih bekerja, maka ribuan nelayan ini akan mengerahkan massa lebih banyak. Mereka juga berencana membakar kapal penambang asal Belanda ini jika tetap menjalankan aktivitas destruktifnya. []