Medan - Penyerangan yang diduga dilakukan personel TNI terhadap anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Pahae Jahe, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) pada Kamis, 27 Februari 2020, disebut akibat kesalahanpahaman.
Itu diungkapkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara Komisaris Besar Polisi Tatan Dirsan Atmaja, ketika diwawancarai Tagar, Jumat, 28 Februari 2020.
"Iya, peristiwa itu dikarenakan adanya kesalahpahaman atau miskomunikasi. Sampai saat ini, pihak dari Polda Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan masih melakukan konsolidasi agar peristiwa tidak meluas dan tidak terulang kembali," ucap Tatan.
Sedangkan yang belum sembuh masih dalam perawatan di rumah sakit atau klinik terdekat
Tatan membenarkan ada sejumlah personel yang mengalami luka dalam insiden itu. Namun di antaranya ada yang sudah kembali bertugas.
"Kondisi sampai saat ini, sudah ada beberapa personel yang sudah sembuh dan kembali berdinas. Sedangkan yang belum sembuh masih dalam perawatan di rumah sakit atau klinik terdekat," ungkapnya.
Dalam peristiwa itu, informasi yang diperoleh Tagar ada 6 personel kepolisian mengalami luka-luka.
1. AKP RSN mengalami luka di bagian pipi sebelah kiri
2. Ipda BS mengalami luka memar dan bengkak pada mata bagian kanan, dan berdarah serta sakit pada rahang sebelah kanan
3. Aiptu VS mengalami luka pada pelipis sebelah kanan
4. Aipda DMS mengalami sakit pada pergelangan kaki sebelah kanan, dan luka benjolan di belakang telinga sebelah kanan
5. Brigadir DBS mengalami luka gores pada tangan sebelah kiri, dan luka gores pada punggung sebelah kiri dan
6. Brigadir RLS menderita sakit pada bagian perut
7. Edi Susanto, 30 tahun, warga sipil, mengalami luka memar di bagian wajahnya. []