Penumpasan Maut Dihadapi Demonstrasi Tolak Kudeta Myanmar

Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer di Myanmar tidak menunjukkan sikap mengalah biarpun berhadapan dengan penumpasan maut
Seorang pengunjuk rasa berlari di sepanjang jalan sambil membawa pedang saat berlangsungnya penumpasan terhadap aksi protes menentang kudeta militer di Yangon, 16 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com - STR/AFP)

Jakarta – Para pengunjuk rasa yang menentang kudeta militer di Myanmar tidak menunjukkan sikap mengalah. Padahal, mereka menghadapi tindakan keras dengan penumpasan maut yang digelar junta militer sehingga jumlah korban jiwa di pihak demonstran meningkat, seperti yang terjadi pada hari Rabu, 17 Maret 2021.

Korban tewas yang telah dikukuhkan di antara pengunjuk rasa sejak kudeta 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi sekarang telah melebihi 200. Angka ini berdasarkan penghitungan yang dikumpulkan oleh organisasi independen Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

“Pasukan junta tidak hanya menarget para demonstran tetapi juga orang-orang biasa. Mereka menggunakan senjata para penembak jitu tanpa memedulikan waktu atau tempat, '' kata asosiasi itu.

warga myanmar foto suu kyiWarga Myanmar memegang foto pemimpin Aung San Suu Kyi setelah militer merebut kekuasaan dalam kudeta di Myanmar,2 Februari 2021. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Jorge Silva)

“Beberapa orang yang terluka ditangkap dan meninggal tanpa akses ke perawatan medis. Beberapa orang meninggal karena disiksa selama interogasi. Beberapa lainnya yang ditembak mati dibawa pergi dan mayat mereka tidak dikembalikan ke keluarga mereka, '' jelas organisasi itu, mengulangi tuduhan-tuduhan yang tersebar luas dan kredibel.

Asosiasi itu, yang penghitungannya hanya mencakup kasus yang diverifikasi, mengatakan bahwa hingga Selasa, selain 202 kematian, 2.181 orang telah ditangkap atau didakwa, dengan 1.862 masih ditahan atau dicari.

Sementara itu media-media regional dan media-media sosial melaporkan adanya pawai protes damai baru berlangsung Rabu, 17 Maret 2021, di Taungoo, Thayet, Myingyan, dan Madaya, Tamu, dan Pyay.

Ada juga laporan baru tentang taktik protes baru dengan menjejerkan papan-papan reklame di jalan-jalan umum yang seolah mewakili demonstran manusia, sebuah pendekatan yang disebut “pemogokan nonmanusia''. Tindakan semacam itu terjadi Rabu di Pyinmana, kota satelit ibu kota Naypyitaw, dan Naungcho, sebuah kota di negara bagian Shan.

demo antikudeta myanmarDemonstran anti-kudeta menggelar aksi protes di Nyaung-U, Myanmar 17 Maret 2021. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS)

Para pengunjuk rasa di Kota Kyeemyindine menggunakan deretan buah kelapa untuk mewakili para demonstran, dan menghadirkan spanduk bertuliskan “Revolusi Musim Semi”.

Polisi di beberapa kawasan permukiman di Yangon, Selasa malam, melanjutkan patroli agresif mereka, melepaskan tembakan ke udara, menyerang beberapa individu dan melakukan penggerebekan terhadap rumah-rumah yang dicurigai sebagai tempat tinggal para pengunjuk rasa. Mereka juga membongkar barikade-barikade yang dipasang Rabu pagi oleh para pengunjuk rasa.

Tingkat protes Rabu, 17 Maret 2021, di Yangon sulit diukur karena pemerintah semakin membatasi komunikasi dan akses ke informasi yang tepat waktu.

Pemerintah memerintahkan layanan data internet seluler ditutup pada hari Minggu. Akses Wi-Fi, yang tidak luas, dibiarkan aktif, tetapi beberapa pengguna melaporkan, Rabu, kecepatannya luar biasa rendah sehingga menyulitkan mereka dalam mengunggah foto dan video (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Myanmar Kian Mencekam Peserta Demonstrasi Berjatuhan
Sedikitnya 20 orang meninggal dalam bentrokan antara pengunjuk rasa anti-kudeta dengan pasukan kemananan Myanmar yang kian mencekam
Kenaikan Harga Pangan di Myanmar Sejak Kudeta Meresahkan
Kenaikan harga pangan di Myanmar sejak kudeta berisiko mengurangi kemampuan keluarga miskin untuk memberi makan keluarga mereka
Myanmar Pakai Taktik Pertempuan Militer Hadapi Demonstrasi
Hadapi demonstrasi antikudeta militer Myanmar dilaporkan oleh Amnesty terapkan taktik pertempuran hadapi pengunjuk rasa
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.