Penjual Tanaman Hias Depok Belum Dapat Bantuan dari Kementerian Koperasi

Penjual tanaman hias di Bojongsari Baru, Kota Depok mengatakan belum menerima bantuan dari Kementerian Koperasi.
Pegiat usaha tanaman hias Flora BSB bernama Herman di Bojongsari Baru, Kota Depok. (Foto: Tagar)

Depok – Pegiat usaha tanaman hias Flora BSB bernama Herman di Bojongsari Baru, Kota Depok mengaku belum menerima bantuan dari Kementerian Koperasi sejak awal memulai usaha.

“Belum diberikan, pokoknya selama ini kami mandiri. Koperasi dengan mandiri.” Kata Herman kepada Tagar pada 14 Februari 2021.

Dirinya pun mengatakan belum mendapatkan bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM sebesar Rp 2,4 juta.

Seperti dikutip dari laman resmi Kemenkop, dijelaskan bahwa syarat dokumen yang harus disiapkan untuk mendapatkan BLT UMKM senilai Rp 2,4 juta yakni Nomor Induk Kependudukan (NIK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), alamat tempat tinggal, bidang usaha dan nomor telepon.

Sementara syarat lainnya, untuk para pelaku usaha mikro yang alamat usahanya berbeda dengan alamat tempat tinggal sebagaimana tercantum di KTP maka dapat melampirkan Surat Keterangan Usaha (SKU).

SKU sendiri merupakan surat yang dibuat oleh aparat berwenang layaknya kelurahan atau kepala desa. Herman sendiri mengatakan dirinya telah mengajukan SKU.

“SKU ya kalau kita sebenarnya kan sudah mengajukan ke Dinas Provinsi malah yang kita ajukan dan sampai saat ini belum. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.” Ucapnya.

Usaha tanamanUsaha tanaman hias Flora BSB milik Herman di Bojongsari Baru, Kota Depok. (Foto: Tagar)

Herman yang sudah memulai bisnis sejak 2019 ini mengatakan usahanya dibantu bersama kelompok tani yang mana pada satu kelompok beranggotakan 10 orang.

“Jadi kita di kelompok tani ini tidak menggunakan online untuk bantuan karena memang kita dari petani ini untuk bisa dikatakan bercocok tanam gitu ya juga nanti memang hasilnya kita peroleh sendiri di masing-masing dalam satu kelompok ini.” Jelasnya.

Sementara, pada usaha tanaman hiasnya terdapat beberapa jenis tanaman yang dimiliki oleh Herman yang jumlahnya lebih dari 10 tanaman.

“Baik itu mulai dari Aglonema, Pilo dendrum juga ada tanaman air dan juga macam-macam tanaman,” ujarnya.

Selama pandemi Covid-19 dia mengaku justru mendapatkan penambahan dari segi pendapatan.

“Justru alhamdulillah ada penambahan selama pandemi. Incomenya kalau kita bicara perbulan, kalau hitung bersih bisalah satu hari itu Rp 500.000. Tapi kan variative, dalam arti dari Rp 500.000 itu bisa nggak kita kalkulasikan hitungan perbulan saja.” Katanya.

Tanaman yang paling laku dalam beberapa bulan kebelakang dikatakannya yakni Aglonema dan saat ini mulai masuk ke tanaman Pilo Dendrum.

Herman mengungkapkan, tanaman paling mahal yang pernah dijualnya yaitu Aglonema yang ada pada harga Rp 2 juta hingga lebih.

“Juga ada tanaman yang merambat seperti Janda Bolong yang jadi hits dan juga Melano tanaman itu misal kisaran satu pohon satu juta untuk 3 daun.” Katanya.

Berita terkait
Penjual Cupang Bojongsari Baru Depok Keluhkan Stok Menipis
Berikut kisah peternak Ikan cupang Maulana Idam Kabul di Bojongsari Baru Kota Depok.
Akibat Pandemi, Taman Umi Depok Banting Setir Jualan Tanaman Hias
Berikut cerita Taman Umi, penjual tanaman proyek yang banting setir jualan tanaman hias saat pandemi.
Pengelola Bisnis Tanaman Hias Depok Tak Pernah Dapat Bantuan
Pengelola bisnis di bidang tanaman hias di Kota Depok mengaku tak pernah mendapat bantuan. Baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).