Pengungsi Kudus Salat di Gereja, Netizen: Indahnya Toleransi

Indahnya toleransi terlihat di lokasi pengungsian korban banjir di Kudus. Seorang pengungsi salat di dalam gereja yang jadi tempat pengungsian.
Seorang pengungsi banjir di Kudus menunaikan ibadah salat di ruang gereja yang jadi lokasi pengungsian. (Foto: Tagar/Facebook/Info Seputar Tanjungkarang - Instan)

Kudus - Foto seorang pengungsi banjir yang sedang salat di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus, viral di media sosial. Netizen pun berbondong-bondong memuji aksi toleransi antarumat beragama di tempat tersebut.

Foto tersebut diposting di halaman Facebook Info Seputar Tanjungkarang - Instan pada Rabu, 10 Februari 2021. Dalam waktu singkat mendapat ratusan like dan komentar dari warganet.

Dari pantauan Tagar pada Kamis siang, 11 Februari 2021, postingan tersebut telah mendapat 783 like dan 236 komentar dari warganet. Di kolom komentar warganet memuji bagusnya jalinan toleransi antarumat beragama di Tanjungkarang. 

"Ini bukan perihal keyakinan, tetapi kemanusiaan. Potret warga pengungsian yang sholat di gereja. Posko pengungsian di Greja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang, Jati, Kudus," tulis Info Seputar Tanjungkarang - Instan.

Dari penanggungjawab gereja membenarkan jika foto itu diambil di tempatnya.

Dalam postingan foto tersebut, terlihat sebuah ruangan gereja yang digunakan sebagai lokasi pengungsian. Terdapat banner atau sejenis spanduk berukuran besar dengan salib yang bertuliskan 'Berakar Dalam Firman, Bertumbuh Dalam Karakter, Berbuah Dalam Kapasilas, Berdampak Bagi Dunia'.

Nampak pula dua ibu sedang duduk santai sembari memperhatikan sejumlah anak yang sedang bermain di lokasi pengungsian. Di sisi lain, terlihat seorang wanita yang mengenakan mukena berwarna lavender tengah khusyuk menjalankan salat.

"Itulah Indonesia..... indahnya tolong menolong, toleransi... menghargai keyakinan agama lain... damai Indonesiaku," tulis Aldo Aldi menanggapi postingan tersebut.

"Indahnya saling toleransi. apapun agamanya kita rukun damai..," sahut Anggita Djasmine.

"Dalam pancasila pun diajarkan toleransi apalagi agama.... insylh dimanapun tmptnya kita niat ibadah Allah akan selalu menerima niat kita baik... Allah maha tau," kata Marlina Desie.

"Solidaritas ko. WI beda keyakinan kita tetap bersaudara dlm negara bgsa kita. Semboyan bersatu kita teguh. Gk ada org hidp sendiri psti butuh bntuan orang lain. Toleransi kita tingkatkan," tandas Pipit Polysta.

"Tanjungkarang memang desa penuh toleransi umat beragama....," ujar Weski Lalatbuah.

"Kudus emang the best indahnya kerukunan," ungkap Wiwik Purwantoro.

"Toleransinya luar biasa," imbuh Syafii Mawon.

Baca juga: 

Terpisah, Kepala Desa Tanjungkarang, Sumarno membenarkan keaslian foto tersebut. Hanya saja, dirinya tidak mengetahui secara pasti foto itu diambil oleh siapa dan kapan waktu pengambilannya.

"Dari penanggungjawab gereja membenarkan jika foto itu diambil di tempatnya. Tapi yang ambil siapa dan kapannya kami tidak tahu," jelasnya saat dikonfirmasi Tagar. []

Berita terkait
Nadiem: Mewajibkan Murid Non Muslim Pakai Jilbab, Itu Intoleransi
Menurut Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, sekolah yang mewajibkan siswi non muslim pakai jilbab merupakan bentuk intoleransi atas keberagaman.
BPIP Contoh Gaya Ganjar Ajarkan Pancasila ke Masyarakat
Gaya kepemimpinan Ganjar Pranowo akan dijadikan contoh bagi BPIP untuk mengedukasi masyarakat soal ideologi Pancasila.
5 Kasus Intoleransi pada Lingkungan Sekolah Indonesia
Peraturan yang diterapkan SMKN 2 Padang menjadi polemik. Sebelum ini juga ada kasus intoleransi dalam jenjang pendidikan Tanah Air.