Pengobatan Corona, JK: Jangan Apa-apa Minta dari China

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) berharap ke depan Indonesia mempunyai kontribusi saintis untuk pengobatan corona Covid-19, jangan melulu dari China
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla saat mengunjungi Aceh, Minggu 22 Desember 2019. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Bekasi - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) berharap ke depan Indonesia mempunyai kontribusi saintis untuk pengobatan pasien virus corona atau Covid-19. Dia tidak ingin negara ini selalu bergantung pada sumbangan negara lain, seperti dari China. 

"Indonesia harus punya kontribusi terhadap dunia dalam bidang saintis untuk penanganan corona. Jangan seperti selama ini apa-apa minta dari China," kata JK melalui keterangan tertulis yang diterima Antara, di Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. 

Hal tersebut disampaikan mantan Wakil Presiden RI itu saat bertemu dengan kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Subandrio di Kantor Eijkman. 

Baca juga: Jokowi Blusukan, Memastikan Bansos Bogor Tersalurkan

JK mengatakan dalam hal kerja sama dengan lembaga Eijkman, PMI berada dalam posisi mendukung untuk penyediaan fasilitas pengolahan darah yang dimiliki PMI, dan tersebar pada 15 kota besar di Indonesia.

"PMI berada dalam posisi mendukung dan tidak berada pada wilayah ilmiah saintis yang merupakan tanggung jawab Eijkman," ujarnya. 

Indonesia harus punya kontribusi terhadap dunia dalam bidang saintis untuk penanganan corona. Jangan seperti selama ini apa-apa minta dari China.

Untuk itu, kata dia, PMI akan mempersilakan Eijkman untuk menggunakan fasilitas pengolahan darah yang dimiliki PMI, yang tersebar di 15 kota besar di Indonesia. 

Sementara, Kepala Eijkman Amin Soebandrio mengatakan selain perumusan protokol, pemerintah juga tengah menyiapkan perlindungan etik bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam program ini. 

Baca juga: Keputusan Jokowi Gentarkan Teroris Kelompok Radikal

"Teman-teman di rumah sakit butuh perlindungan etik dan peraturannya supaya nanti ketika terjadi sesuatu kemudian ada tuntutan mereka tidak disalahkan. Karena sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan komite etik," katanya. 

Secara singkat, setelah protokol nasional dan perlindungan etik disahkan, kata Amin, pelayanan terapi plasma konvalesen dimulai dari pendataan penyintas di rumah sakit. 

Data tersebut kemudian ditindaklanjuti PMI yang akan memeriksa kelayakan pendonor. Jika memenuhi persyaratan, pendonor akan diambil plasmanya. 

"Dari rumah sakit sampai mengambil plasma itu tugas PMI," kata Amin. 

Plasma darah yang mengandung antibodi penyintas Covid-19 tersebut kemudian akan diperiksa di laboratorium Eijkman. Dia menerangkan, terkait kapasitas laboratorium lembaga molekuler biologi tersebut saat ini mampu menguji 1.116 sampel per hari. []

Berita terkait
Jokowi Soroti Lonjakan Harga Bawang Merah dan Gula
Presiden Jokowi mengatakan saat ini pemerintah menyoroti dua harga pangan ang melonjak di pasaran yakni bawang merah dan gula.
Relawan Minta Jokowi Mereposisi Juru Bicara Istana
Organisasi relawan pendukung meminta Presiden Jokowi mereposisi Juru Bicara Istana Kepresidenan yang dinilai tidak bekerja secara maksimal.
Jokowi Pilih Bayar Zakat Ramadan 2020 Secara Online
Presiden Jokowi memilih membayar zakat di bulan Ramadan 2020 secara online.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu