Penglipuran di Bali, Desa Terbersih di Dunia

Kenali Desa Penglipuran Bali yang menyandang predikat sebagai desa terbersih di dunia.
Penglipuran belum lama ini dinobatkan sebagai satu dari tiga desa terbersih di dunia versi majalah asal Amerika Serikat, CN Travel. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Bali tidak pernah kehilangan pesona untuk membuat takjub. Penglipuran belum lama ini dinobatkan sebagai satu dari tiga desa terbersih di dunia versi majalah asal Amerika Serikat, CN Travel. Desa adat itu bersanding bersama Mawlynnong di India, dan Giethoorn di Belanda.

Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa yang diyakini sudah berdiri sejak abad ke-17 itu saat ini dihuni sekitar 200 kepala keluarga.

Kebersihan Desa

Anggapan kebersihan di Desa Penglipuran tidak hanya terlihat dari ketiadaan sampah, tetapi tata ruang yang presisi dan enak dipandang. Semua ini diatur dalam peraturan adat desa yang mengikat seluruh orang di desa termasuk para turis. Aturan desa yang bersinggungan langsung dengan kelestarian alam, seperti dilarang menggunakan kendaraan bermotor.

Bahkan, jauh sebelum menjadi desa terbersih di dunia, Desa Penglipuran sudah lama menyandang status desa lestari. Pada tahun 1995, Desa Penglipuran mendapat penghargaan Kalpataru atas upaya mereka dalam menyelamatkan lingkungan.

Diikat Adat Istiadat

Warga Desa Adat Penglipuran memegang teguh Tri Hita Kirana. Sebuah filosofi lokal yang dipegang warga Bali pada umumnya. Secara harfiah, Tri Hita Kirana berarti tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Filosofi ini merujuk pada manusia yang harus dapat memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.

Keteguhan warga Desa Penglipuran dapat dilihat dari bagaimana mereka mengimplementasikan Tri Hita Kirana dengan membina hubungan harmonis dengan tiga aspek sumber sukacita tersebut. Warga Penglipuran menyepakati serangkaian aturan adat yang tidak boleh dilanggar, termasuk kewajiban menjaga lingkungan desa.

Kelestarian alam tersebut ditunjukkan warga dengan tidak membuang sampah dengan sembarangan, mengelola sampah rumah tangga, hingga mengurangi konsumerisme. Di sisi lain, warga Penglipuran juga menjaga kelestarian hutan bambu mereka. Mereka percaya, bambu yang tumbuh adalah warisan dari leluhur yang harus dijaga. Saat ini, luas hutan bambu Desa Penglipuran mencapai 37.7 hektare, sekitar 33% dari total luas wilayah desa.

Keteguhan memegang kultur adat dan kelestarian lingkungan tersebut yang membuat Desa Penglipuran ditetapkan menjadi destinasi wisata oleh Pemprov Bali sejak 1993.

Berkembang Mengikuti Zaman

Setelah menyandang predikat sebagai desa wisata, Desa Penglipuran terus berbenah. Warga yang memegang teguh prinsip monogami ini mempelajari dengan cermat sistem pengelolaan desa secara kolektif. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kapitalisme dan komersialisme secara berlebihan.

Turis yang datang tidak hanya sekedar menikmati keindahan desa, tetapi juga diedukasi agar memahami tradisi dan budaya warga setempat. Sehingga para turis yang memiliki kerabat atau kolega yang hendak mengunjungi Penglipuran memiliki pemahaman dasar terlebih dahulu.

Meskipun memegang teguh prinsip dan adat istiadat, warga Penglipuran terus berbenah agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan tetap menarik turis, khususnya dari mancanegara. Salah satunya adalah memperbolehkan turis untuk menginap di desa dengan syarat mengikuti tradisi dan budaya yang berlaku dalam perilaku selama menginap di Penglipuran. 

Baca juga: 

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.