Pengembang Tenaga Surya AS Belanjakan 6 Miliar Dolar

Sekelompok pengembang proyek energi surya AS akan habiskan sekitar 6 miliar dolar AS dukung perluasan rantai pasokan panel surya domestik
Jajaran panel surya terlihat di Tenaska Imperial Solar Energy Center South di El Centro, California, AS, pada 29 Mei 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters/Bing Guan)

TAGAR.id, Jakarta - Sekelompok pengembang proyek energi surya Amerika Serikat (AS), pada Selasa, 21 Juni 2022, mengatakan mereka bersama-sama akan menghabiskan sekitar 6 miliar dolar AS untuk mendukung perluasan rantai pasokan panel surya domestik.

Konsorsium Pembeli Tenaga Surya AS, yang mencakup pengembang AES Corporation AES.N, Clearway Energy Group, Cypress Creek Renewables dan DE Shaw Renewable Investments, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dana tersebut akan mengatasi masalah rantai pasokan yang terjadi saat ini.

Sejak awal pandemi, perusahaan-perusahaan yang membeli panel surya untuk pembangkit listrik besar telah berjuang mengatasi gangguan rantai pasokan global yang telah menaikkan biaya, serta potensi tarif Amerika terhadap panel impor dari Asia. Tarif pada produk tersebut, yang memasok sebagian besar proyek Amerika itu, akan membuat energi surya lebih mahal dan kurang kompetitif dengan daya yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Konsorsium itu akan menginvestasikan 6 miliar dolar AS, di saat yang sama mereka juga akan merekrut produsen panel surya dalam rencana strategis jangka panjang untuk memasok hingga 7 gigawatt (GW) modul surya per tahun mulai 2024 – yang dapat memberi daya pada kepada hampir 1,3 juta rumah.

Amerika memasang 23,6 gigawatt kapasitas surya pada tahun 2021. Ini menurut Asosiasi Industri Energi Surya.

Impor dari Asia menyumbang sebagian besar permintaan panel dari pengembang fasilitas surya di Amerika. Sebagai tanggapan, sektor manufaktur domestik kecil dalam beberapa tahun terakhir telah berulang kali meminta pengenaan tarif pada panel buatan Asia, dengan alasan produk mereka tidak dapat bersaing dengan komponen murah buatan luar negeri.

Presiden AS, Joe Biden, pada bulan Juni 2022 ini membebaskan tarif panel surya dari empat negara di Asia Tenggara selama dua tahun, dan menerapkan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk memacu pembuatan panel surya di dalam negeri. (lt/em)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Desa Kecil di Mali Berkembang Berkat Tenaga Surya
Sebuah kompleks perajin di Mali, Afrika, sudah mulai gunakan tenaga surya, dan jadi panutan bagi komunitas
0
Pengembang Tenaga Surya AS Belanjakan 6 Miliar Dolar
Sekelompok pengembang proyek energi surya AS akan habiskan sekitar 6 miliar dolar AS dukung perluasan rantai pasokan panel surya domestik