Pengamat: Warga Surabaya Ingin Paslon Seperti Risma

Pilkada Surabaya, warga menginginkan sosok penerus seperti Tri Rismaharini dan melanjutkan program yang sudah ada.
Dua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya menunjukan nomor urut didapatkan. (Foto: Dokumen Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bakal memikul beban berat untuk menggantikan Tri Rismaharini. Bahkan Eri belum tentu bisa 100 persen kinerjanya seperti Risma.

Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan Eri memang sudah dipersiapkan oleh Risma. Hal itu terlihat Eri diberi panggung cukup lama terlebih diberi posisi sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Pertimbangan orang memilih kian kompleks dan juga mempertimbangkan banyak hal

"Karena sudah dipersiapkan dan diberi panggung cukup lama oleh beliau, saya pikir kok akan on the track. Bu Risma sudah menimbang betul soal sustainability atas keberlanjutan program beliau (Risma)," kata Surokim, dikonfirmasi, Kamis 25 September 2020.

Surokim menjelaskan nantinya beban Eri tidak mudah seperti kinerja Risma yang hasilnya sudah mencapai 75 persen. Apalagi dihadapkan pandemi Covid-19.

Dalam konteks politik lokal Surabaya, momentum menjadi variabel penting karena dinamisnya suara undecided dan swing voters. Hanya saja, momentum tersebut terkadang sulit diciptakan dan diraih. Terutama dalam konteks pemilih yang kompleks dan heterogen seperti di Surabaya.

"Pertimbangan orang memilih kian kompleks dan juga mempertimbangkan banyak hal," tuturnya.

Dosen FISIP Universitas Trunojoyo Madura itu menegaskan, siapapun yang terpilih menjadi pemimpin Surabaya tidak mudah membayangkan prestasi yang dicapai oleh Risma. Maka, Eri sulit akan bisa me-nemplete Risma 100 persen, meskipun sudah disiapkan lama. Namun bukan itu yang dikehendaki pemilih Surabaya.

"Pemilih Surabaya berharap ada keberlanjutan dan syukur-syukur bisa melebihi prestasi Risma. Saya pikir itu juga tantangan yang tidak mudah," ujarnya.

Menurutnya, indikator ekspektasi pemilih Surabaya sebenarnya bukan hanya dilihat dari jumlah penghargaan saja. Tetapi yang substantif adalah sosok yang bisa menjadi suksesor Risma.

"Jangan sampai setback. harus sepadan dan syukur-syukur bisa melebihi ekspektasi kinerja dari Risma," paparnya.

Terkait adanya kekecewaan kader PDIP, Surokim menyebut bahwa PDIP itu tipikal partai yang garis komando kuat secara simbolik. Partai itu juga mempunyai tipikal ketaatan kuat terhadap DPP, terutama Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri.

Jika melihat pengumuman rekom Pilwali Surabaya beberapa waktu sebelumnya, bisa dijadikan gambaran bahwa kader dan arus bawah akan solid. Hal itu terbukti dari hasil survey, bahwa PDIP sebagai partai ideologis relatif cukup solid antara pilihan partai dan massa pemilihnya. 

Survei mencatat selalu bisa diatas 60 persen dalam Pilkada. Apalagi di Surabaya yang merupakan basis PDIP.

"Sulit yang tidak cocok bisa ekspresif manifes paling banter (maksimal), ya laten saja," kata dia.

Surokim menerangkan bukan jaminan paslon yang didukung banyak partai akan menjadi lawan berat. Mengingat Pilkada langsung itu dinamis. 

Faktor utama adalah figur paslonnya, sementara yang lain hanya melengkapi.

"Jadi tidak selalu linear didukung banyak partai otomatis (menang). Bahwa itu menjadi modal iya, tetapi menjadi penentu menurut saya belum. Karena ada faktor figur tidak yang dijadikan pertimbangan utama," ucapnya.[]

Berita terkait
Cara Paslon Pilkada Surabaya Menafsirkan Nomor Urut
KPU Surabaya telah melakukan pengundian nomor urut paslon Pilkada. Eri-Armudji mendapat nomor 1 dan Machfud-Mujiaman nomor 2.
Parade Seni Budaya Virtual, Cara Risma Fasilitasi Seniman
Tri Rismaharini melakukan Parade Seni Budaya secara virtual untuk memfasilitasi seniman Surabaya agar tetap bisa berkreativitas di tengah pandemi.
Sopiri Risma Pakai Supercar, Crazy Rich Surabaya: Nervous
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasakan mencoba berkendara dengan supercar Lamborghini bersama Crazy Rich, Melvin Tenggara.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.