Tagar.id, Jakarta - Di tengah konflik Palestina dan Israel, muncul isu terkait beberapa produk yang disebut pro-Israel. Sejumlah orang kemudian mendeklarasikan boikot untuk produk-produk tersebut.
Di satu sisi, dukungan tersebut diakui dapat berdampak pada upaya damai antara Palestina dan Israel.
Ekonom Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Surya Vadiantara, mengatakan hal ini harus bersama-sama pahami bahwa konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina, bukanlah konflik Agama.
"Konflik yang terjadi menunjukkan bahwa Israel telah melakukan penjajahan terhadap Palestina, di mana Israel telah menyerobot batas-batas teritorial yang merupakan kedaulan negara Palestina," ujarnya, Kamis, 9 November 2023.
Surya menjelaskan, sebagai negara yang dengan lantang melawan segala bentuk penjajahan, sudah selayaknya Indonesia mendukung kemeredekaan Palestina dan menentang penjajahan Israel.
Dukungan atas kemerdekaan dan kedaulatan Palestina bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari memberikan bantuan kemanusiaan, dukungan di PBB, hingga melakukan boikot atas produk-produk yang berasal dari Israel.
"Dalam persepektif ekonomi, apabila boikot atas produk-produk Israel dilakukan secara masif, tentunya akan memberikan dampak terhadap penurunan pendapatan yang diperoleh Israel dari bisnis di Indonesia," ujarnya.
"Penurunan pendapatan inilah yang kemudian diharapkan mendorong Israel menghentikan tindakan penjajahan terhadap Palestina," katanya.
Secara umum, ditegaskan Surya, Indonesia tidak perlu khawatir terhadap tingkat kepercayaan investor apabila aksi boikot ini terus dilakukan secara masif.
"Mengingat tujuan utama dari aksi boikot ini ialah melawan segala bentuk penjajahan, serta mendukung kedaulatan dan kemerdekaan Negara Palestina," tegasnya.
"Justeru sebaliknya, bisa sama-sama kita saksikan bahwa negara-negara yang telah dengan lantantang melawan penjajahan Israel malah mendapatkan simpatik Internasional," katanya.
Lebih lanjut, simpatik Internasional inilah yang bisa dijadikan modal oleh Indonesia untuk menarik minat investor masuk ke Indonesia.
Terkait dampak bagi tenaga kerja yang mencari nafkah dari perusahaan-perusahaan Israel, tentunya, bagi Surya, pemerintah juga perlu bertanggung jawab.
"Perlu koordinasi antara berbagai kementerian untuk melindungi tenaga kerja yang hidup dari mencari nafkah di perusahaan milik pengusaha Israel," katanya.[]