Pengamat: Taliban Tak Akan Pengaruhi Stabilitas Indonesia

Analis konflik dan keamanan yang berfokus pada isu konflik di Timur Tengah Alto Labetubun mengatakan taliban tak akan mempengaruhi Indonesia.
Taliban berhasil menduduki Afghanistan. (Foto: Tagar/France)

Jakarta - Setelah serangan teror 9/11, pasukan koalisi yang dikomandoi Amerika Serikat (AS) menargetkan Taliban karena dianggap memberi tempat dan bekerja sama dengan Al-Qaeda, kelompok teroris pimpinan Osama bin Laden. 

Kelompok ini ditengarai sebagai aktor dari serangkaian serangan teror yang menyerang target-target pemerintah AS, di antaranya adalah Kedutaan Besar AS di Nairobi, Kenya, kapal perang AS USS Cole di Teluk Aden, Yemen, dan puncaknya adalah menara kembar WTC di New York.

Taliban berhasil menduduki Afghanistan dan berjanji menciptakan pemerintahan yang menghormati kaum perempuan. Janji ini dinilai sebagai 'wajah politik' yang ingin ditampilkan Taliban untuk menunjukkan adanya perubahan. 


Dulu konflik Taliban saat kali pertama memimpin menyeret masyarakat Indonesia untuk ikut perang pada 1996 namun sekarang tidak lagi jadi kecil kemungkinan memengaruhi stabilitas Indonesia


Alto LabetubunAlto Labetubun saat diwawancarai Cory Olivia di kanal YouTube Tagar TV. (Foto: Tagar/Azzahrah)

Hal ini disampaikan oleh Alto Labetubun, seorang analis konflik dan keamanan yang berfokus pada isu konflik di Timur Tengah. Alto menjelaskan bahwa Taliban saat ini masih memakai ideologi yang sama dengan era pemerintahan Taliban 1996-2001.

"Kita tahu, dulu konflik Taliban saat kali pertama memimpin menyeret masyarakat Indonesia untuk ikut perang pada 1996. Namun, sekarang tidak lagi. Jadi, kecil kemungkinan memengaruhi stabilitas Indonesia," ujar Alto dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Senin, 23 Agustus 2021.

Alto menilai kemenangan Taliban ini tak akan berpengaruh banyak bagi gerakan terorisme di Indonesia. Namun, glorifikasi dari kemenangan Taliban bisa dimanfaatkan oleh kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda untuk mencari pendanaan.

"Tidak akan berpengaruh banyak. Yang bisa dieksploitasi dari kejadian ini adalah narasi kemenangan Islam melawan imperialisme barat akan dipakai oleh beberapa kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda demi pencarian dana dan dukungan di Indonesia. Tapi tidak akan menjadi inspirasi bagi munculnya serangan teror di Indonesia," ujar Alto.

Menurut Alto, apa yang terjadi di Afghanistan tentunya akan memberi pembelajaran yang sangat penting bagi bangsa ini. Dalam jangka pendek, para pendukung Taliban di Indonesia, yang memposisikan Taliban sebagai simbol perlawanan terhadap negara-negara barat, akan memanfaatkan situasi dalam propaganda-propaganda mereka.

“Aparat kita sudah cukup canggih dan harus kita beri apresiasi yang tinggi dengan kemampuan mereka yang mamu mendeteksi dini pencegahan dan melakukan aksi untuk memitigasi terjadinya serangan teror di Indonesia. Yang perlu diperhatikan bagaimana irisan-irisan narasi dari kemenangan itu mungkin tidak dimanfaatkan oleh teroris atau radikal tapi dimanfaatkan oleh organisasi politik untuk meningkatkan politik identitas yang berpotensi di Indonesia,” ujar Alto. 

(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)

Berita terkait
BIN Lacak Kelompok Teroris yang Dekat Dengan Taliban di Indonesia
Badan Intelijen Negara (BIN) mulai lacak kelompok-kelompok mana saja di Tanah Air memiliki kedekatan dengan Taliban
Kelompok Taliban Hancurkan Patung Pemimpin Syiah Afghanistan
Patung mendiang pemimpin Syiah Afghanistan, Abdul Ali Mazari di kota Bamiyan, dihancurkan kelompok Taliban.
Kelompok Taliban Sambut Baik Upaya China di Afghanistan
China adalah salah satu negara pertama yang menyatakan siap membangun hubungan dengan Taliban.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.