Jakarta - Pengamat politik Wasisto Raharjo Jati menyampaikan analisanya ihwal kemungkinan Susi Pudjiastuti kembali menggantikan posisi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang belakangan ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait benih lobster alias benur.
Sebelumnya, nama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendadak jadi bahan pembicaraan masif di media sosial. Bahkan, kata kunci Bu Susi merajai trending topic di Twitter.
Tergantung dari tekanan publik
"Munculnya sosok Susi dalam beberapa linimasa sosial media ini sebenarnya menunjukkan kalau tidak masuknya Susi dalam pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi ini adalah blunder politik," ujar Wasisto kepada Tagar, Rabu, 25 November 2020.
Kendati begitu, Wasisto menyebut mencuatnya nama Susi tidak serta merta membuat Presiden Joko Widodo bakal langsung menariknya kembali menjadi menteri. Menurut dia, keputusan itu bergantung pada seberapa besar tekanan publik.
"Tergantung dari tekanan publik," ucapnya.
Berdasarkan pantauan Tagar pada Rabu, 25 November 2020, pukul 10.00 WIB, ribuan twit yang dilayangkan netizen penghuni Twitter berisi dukungan terhadap Susi Pudjiastuti untuk kembali menjabat sebagai Menteri KKP di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid dua.
Bahkan sejumlah meme berisi sindiran terhadap Edhy Prabowo yang terjaring KPK dengan menyematkan wajah Susi Pudjiastuti, mulai diproduksi warganet demi menyenggol Presiden Jokowi agar kembali menarik perempuan berjuluk Ratu Laut itu ke kabinetnya.
"Saya dukung bu Susi balik lagi ke KKP," tulis seorang warganet.
Diketahui, Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron, memastikan penangkapan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo terkait dugaan korupsi ekspor benur alias benih lobster.
"Benar KPK tangkap, berkait ekspor benur," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron kepada wartawan.
Dia berujar, Edhy Prabowo diciduk bersama keluarganya di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, beserta sejumlah pegawai KKP sepulang perjalanan dari Amerika Serikat.
Sementara, Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango menyampaikan, operasi penangkapan terhadap Edhy dilakukan pada Rabu, 25 November 2020 waktu dini hari. Menurut Nawawi, pihaknya akan menyampaikan detail kasus tersebut nanti.
"Benar kita telah mengamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi. Maaf selebihnya nanti saja, saya masih dalam perjalanan ke kantor," tutur Nawawi.
- Baca juga: Menteri dari Partai Langganan KPK, Rakyat Rindu Susi Pudjiastuti
- Baca juga: Edhy Ditangkap KPK, Gerindra: Cita-cita Prabowo Presiden Tamat
Saat ini, petugas KPK telah membawa politikus partai Gerindra itu ke gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sesuai KUHAP, KPK mempunyai waktu 1X24 jam untuk menentukan status pihak-pihak yang ditangkap tersebut. []