Jakarta - Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Totok Bintoro mengatakan sosok kyai besar Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau akrab disapa Gus Solah, nyatanya sudah berhasil menyukseskan program wajib belajar di Indonesia.
"Beliau tidak hanya menyukseskan program wajib belajar di Indonesia tapi juga mencerdaskan dan menjadikan anak didik yang memiliki kekuatan iman dan takwa," kata Totok Bintoro di Jakarta, Minggu malam, 2 Februari 2020, seperti diberitakan Antara.
Kata dia, Indonesia kehilangan tokoh pendidikan inklusif, seperti adik Presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.
"Beliau, almarhum Gus Solah telah memberikan bekal kepada generasi berikutnya menjadi lulusan terbaik untuk bangsa, sekaligus menjadi Muslim yang menghormati sesama," ucap Totok.
Menurut dia, sumbangsih Gus Solah berupa pemikiran-pemikiran kepada bangsa juga bernilai untuk kemajuan pendidikan di Tanah Air. Hal itu terbukti selama hidupnya telah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Gus Solah telah memberikan bekal kepada generasi berikutnya menjadi lulusan terbaik untuk bangsa.
Diketahui, dia menjalani pendidikannya di SMP Negeri 1 Cikini, Jakarta dan SMA Negeri 1 Jakarta. Setelah itu, Gus Solah melanjutkan studi di jurusan arsitektur dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1962 hingga lulus.
Ponpes Tebuireng memiliki unit pendidikan seperti madrasah tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY) yang kini bernama IKAHA.
Gus Solah berpulang dalam usia 77 tahun di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta setelah dirawat karena sakit jantung pada Minggu malam, 2 Februari 2020. []
Baca juga: