Jakarta - Pemindahan ibu kota ke Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kertanegara akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur (Kaltim).
"Kalau nanti fokus pertumbuhan kemudian bisa digeser ke berbagai daerah, termasuk daerah Kaltim, saya kira tidak menutup kemungkinan kaltim juga akan mengalami pertumbuhan,"kata Pengamat Ekonomi Yudi Budiman kepada Tagar, Rabu, 18 September 2019.
Menurut dia, potensi di Kaltim banyak, meliputi pertambangan, perkebunan, dan potensi lainnya. Ia juga mengatakan pemerintah merencanakan pemindahan ibu kota bertujuan membangun pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Melihat kapasitas, kata dia, ibu kota Jakarta sudah bisa dikatakan overload menampung berbagai persoalan-persoalan, baik polusi, pertumbuhan industri, penduduk, urbanisasi, dan sebagainya.
"Saya kira mungkin ini adalah babak baru dalam rangka membangun perekonomian Indonesia ke depan yang lebih kuat," ucap dia.
Kalau nanti ada aturan-aturan dimana kemudian Kaltim, bisa menarik banyak investor karena suatu hal, baik dari kemudahan birokrasinya, fasilitas infrastrukturnya, dan networking setara perdagangan internasional.
Dia berharap dengan pemindahan ibu kota baru itu nantinya semua daerah juga harus merasakan pertumbuhan ekonomi secara merata.
"Saya kira mungkin itu nanti diikuti dengan aturan-aturan baru, mungkin semua daerah-daerah nanti tidak hanya di Kaltim. Semua daerah saya kira harus merasakan pertumbuhan itu secara merata," tuturnya.
Dia memandang secara geografis Kalimantan Timur memang mampu menarik banyak investor. Tetapi, itu semua bergantung pada peran pemerintah untuk menyikapi hal tersebut.
"Kalau nanti ada aturan-aturan dimana kemudian Kaltim, bisa menarik banyak investor karena suatu hal, baik dari kemudahan birokrasinya, fasilitas infrastrukturnya baik, dan networking setara perdagangan internasional mungkin (menarik investor)," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, kenaikan pertumbuhan itu lantaran didorong oleh masuknya investasi ke sejumlah sektor.
"Ada pertanian, pertambangan, konstruksi, jadi ketika pindah, berikan manfaat lebih bagi wilayah sekitar," ujar Bambang dalam dialog Ibu Kota Negara di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Senin, 16 September 2019.
Berdasarkan kajian Bappenas, dalam jangka pendek, investasi infrastruktur untuk pembangunan ibu kota baru akan menciptakan peningkatan investasi di Kalimantan Timur sebesar 47,7 persen.
Selanjutnya, investasi riil di Pulau Kalimantan juga akan meningkat sebesar 34,5 persen dan secara nasional akan memberi dampak sebesar 4,7 persen.[]
Baca juga:
- Harta Sukanto Tanoto Pemilik Tanah di Ibu Kota Baru
- Karhutla Ibu Kota Baru, Menteri PUPR: Kami Sudah Survei