Pengamat Bongkar Sebab PDIP Sulit Menang di Sumbar

Pengamat menyebut hal yang melatarbelakangi PDIP sulit menang di Sumatera Barat. Salah satunya karena tidak memilik basis kultur di Ranah Minang.
Logo PDIP (Dok Tagar)

Padang - Partai Demokrarasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dianggap tidak memiliki basis kultur yang kuat di Sumatera Barat. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab sulit partai besutan Megawati Soekarnoputri sulit menang di Ranah Minang.

Jangan menyalahkan kenapa masyarakat Sumbar belum menyukai PDIP, bisa saja karena latar belakang, visi misi partai yang tidak sejalan dengan rakyat Sumbar.

Hal itu disampaikan pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Andri Rusta. Menurutnya, selain kultur, figur yang ditampilkan PDIP di Sumbar kebanyakan sosok yang tidak populer di masyarakat luas.

"Figur yang ditampilkan bukan dikenal luas masyarakat. Misalnya bukan kepala daerah dan figur yang dikenal lainnya. Selain itu, ketua partainya tidak merepresentasikan karakter orang Minang," katanya, Senin, 7 September 2020.

Partai-partai lain justru menampilkan tokoh yang dekat dengan masyarakat, walau jargonnya juga partai berbasis nasionalis seperti Gerindra dan Golkar.

Sementara itu, pakar komunikasi Unand, Najmuddin M Rasul menilai, statemen Megawati yang dilontrarkan beberapa waktu lalu menggambarkan frustasinya PDIP dalam hal mengajak masyarakat Sumbar untuk menyukai PDIP.

Menurutnya, hal seperti ini sebaiknya jangan dilempar ke masyarakat. Sebab, pernyataan itu malah menunjukkan pada orang banyak bahwa masyarakat di Sumbar tidak menyukai PDIP.

Seharusnya, kata Najmuddin, kondisi pergerakan partai dan sasaran yang akan dicapai dibicarakan dalam internal. Sehingga tidak merembes ke mana-mana.

"Ini yang kurang, kalau mengaluarkan statement seperti kemarin malah akan membuat jurang yang semakin jauh," katanya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat PDIP sulit menang di Sumbar. Pertama, faktor latar belakang rakyat Sumbar. Jika dilihat sejarah politik masyarakat di Sumbar lebih cenderung pada partai yang rasional, nasionalis dan agamais.

"Masyarakat juga melihat AD ART partai politik. Jangan menyalahkan kenapa masyarakat Sumbar belum menyukai PDIP, bisa saja karena latar belakang, visi misi partai yang tidak sejalan dengan rakyat Sumbar," tuturnya. []


Berita terkait
Pengamat: Tak Etis Mulyadi Kembalikan Rekomendasi PDIP
Pengamat menilai sikap Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merupakan keputusan tak etis.
Dampak Pengembalian Rekomendasi Mulyadi-Ali ke PDIP
Karyono Wibowo menilai keputusan pasangan Bakal Calon Gubernur Sumbar Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi PDIP kepentingan politik sesaat.
Soal PDIP, Ketua PAN Sumbar: Urusan Mulyadi
Ketua DPW PAN Sumatera Barat mengaku tidak terlibat dalam pemulangan berkas dukungan PDIP dalam Pilkada 2020.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.