Jakarta - Pada September 2017, penelitian tentang planet Saturnus yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Laboratorium Fisika Terapan Universitas John Hopkins AS dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA telah selesai.
Penelitian ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni pesawat ruang angkasa Cassini milik NASA diluncurkan pada 1997, dan mencapai Saturnus pada 2014. Cassini mengamati planet cincin itu dan bulan sekitar 13 tahun.
Danau Hantu di Satelit Saturnus, Titan
Dalam penelitian itu, tim peneliti menemukan hal yang tak terduga sebelumnya. Sebuah danau ditemukan di satelit Saturnus, Titan. Uniknya, danau di Titan berbeda dengan danau yang berada di Bumi. Karena danau di Titan hanya terbentuk sesaat setelah hujan dan dengan seketika merembes di bebatuan, dan kemudian menguap.
Menurut pengamatan pesawat Cassini kejadian ini berlangsung berulang-ulang dan sangat cepat. Sehingga peneliti menyebutnya dengan danau hantu. Karena selain aneh, air danau ini juga bukan air tetapi metana cair.
Cincin Saturnus akan Menghilang
Selain itu, juga pernah dilakukan pengamatan dengan menggunakan teleskop Keck yang ada di Mauna Kea, Hawaii. Pengamatan ini sudah diterbitkan dalam jurnal Icarus.
Dalam riset ini tim mempelajari studi tentang ring rain atau kehilangan jumlah massa di cincin. Tim peneliti menyimpulkan Saturnus akan kehilangan cincinnya pada kurun waktu 300 juta tahun ke depan.
Tetapi dalam data pesawat ruang angkasa Cassini mendeteksi adanya material cincin yang jatuh ke ekuator Saturnus, maka cincin itu hanya memiliki masa hidup kurang dari 100 juta tahun. Hal itu relatif pendek karena usia Saturnus yang sudah lebih dari empat miliar tahun.
Baca juga:
