Pendukung Donald Trump Gelar Unjuk Rasa di Washington

Biar pun sudah kalah jauh dalam jumlah suara electoral dari Joe Biden, Trump tetap tidak mau mengakui kekalahan pendukungnya pun unjuk rasa
Seorang pendukung Presiden AS, Donald Trump, membawa spanduk dalam demo "Stop the Steal" di Washington DC, untuk protes hasil Pilpres AS yang diproyeksikan dimenangkan oleh capres Partai Demokrat, Joe Biden, 14 November 2020. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Washington DC - Pendukun Presiden AS, Donald Trump, menggelar beberapa unjuk rasa di Washington DC pada Sabtu, 14 November 2020. Beberapa aksi yang dijadwalkan termasuk "Pawai Sejuta MAGA," "Perempuan bagi Trump" dan "Stop Pencurian."

Demonstrasi itu mendukung klaim-klaim presiden terkait adanya kecurangan dalam pemilihan presiden (Pilpres) pada 3 November 2020. Klaim-klaim itu sejauh ini belum terbukti dan Presiden Trump sendiri tidak menunjukkan bukti.

Presiden Trump telah menolak menyatakan kekalahannya dari mantan Wakil Presiden Joe Biden dalam Pilpres. Bahkan, Trump menuding ada penyimpangan dalam beberapa negara bagian yang diperebutkan. Para pejabat negara bagian telah melaporkan tidak ada penyimpangan serius dalam pemilu yang bisa mengubah hasil.

Laporan theguardian.com, 15 November 2020, menunjukkan jumlah electoral college Joe Biden sudah mencapai 290 dari 538 suara electoral. Pemilih Biden mencapai 78.662.167. Trump mengantongi 232 dengan 72.936.343 pemilih. Suara electoral yang diperlukan untuk melangkah ke Gedung Putih 270.

Sekitar dua jam sebelum aksi pro-Trump dimulai, iring-iringan kendaraan Trump melintasi jalan Pennsylvania Avenue. Trump tersenyum dan melambaikan tangan ke ratusan demonstran yang memberikan dukungannya kepada presiden yang akan berakhir masa jabatannya itu.

Aksi demonstrasi itu dipromosikan oleh tokoh-tokoh media konservatif serta nasionalis kulit putih. Kelompok-kelompok anti-fasis dan anti-rasisme juga merencanakan demonstrasi tandingan. (vm/ft)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Donald Trump Bantah Kalah Pilpres Bertahan di Gedung Putih
Presiden Donald Trump tidak akan pernah mau mengaku kalah pada Pilpres sehingga ada kemungkinan harus dipaksa keluar dari Gedung Putih
Donald Trump Tetap Tidak Mau Mengakui Kalah Dalam Pilpres
Presiden Donald Trump sampai 13 November 2020 belum juga mau mengakui kekalahannya dalam pemilihan presiden 3 November 2020
Ketika Donald Trump Tidak Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat
Presiden Trump sejauh ini tidak mengakui kekalahan, tapi itu tidak menjamin dia akan tetap tinggal di Gedung Putih yang menimbulkan spekulasi
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.