Pemkot Semarang Akan Tutup Lokalisasi Sunan Kuning

Sebelum 17 Agustus 2019, Pemkot kota Semarang akan menutup total lokalisasi Sunan Kuning.
Sunan Kuning Semarang tutup total saat Ramadan kemarin. Pemkot Semarang menargetkan tidak ada lagi bisnis esek-esek di Sunan Kuning sebelum HUT RI 17 Agustus mendatang. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Rencana penutupan lokalisasi Sunan Kuning (SK), di Kampung Argorejo, Kelurahan Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Kota Semarang kembali mengemuka. Pemkot Semarang menegaskan komitmennya menghapus bisnis esek-esek dari kawasan yang telah berganti menjadi Resosialisasi Argorejo itu.

"Sebelum 17 Agustus sudah harus tutup total," tegas Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto, Kamis 13 Juni 2019.

Salah satu tempat prostitusi terbesar di Jawa Tengah ini sudah ada sejak era tahun 60-an. Rencana penutupan SK oleh Pemkot Semarang terakhir bergaung pada kisaran Mei 2018. Pertimbangannya muncul arahan Kementerian Sosial yang menargetkan Indonesia bersih praktik prostitusi pada 2019.

SemarangKepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Namun rencana itu dianggap sekadar wacana dan tak terdengar lagi waktu pasti penutupan. Pada Oktober 2018, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kembali buka suara untuk menutup SK pada 2019. Sekali lagi rencana itu tak ada gambaran pelaksanaannya.

Baca juga: Antrean Cek Fisik Samsat 1 Semarang Maladministrasi

Usai Lebaran 2019, Pemkot Semarang gencar melakukan sosialisasi ke penghuni SK, baik warga binaan maupun warga asli Sunan Kuning. Dalam sepekan ini, Fajar Purwoto menyatakan akan intens melakukan pendekatan kepada para wanita pekerja seks (WPS) SK.

"Setelah sosialiasi ke warga binaan, kami akan mulai eksekusi. Kami akan minta pada WPS kembali ke tempat asal masing-masing," ujar dia.

Mayoritas warga binaan atau WPS Resosialisasi Argorejo bukan dari Semarang. Mereka pendatang dari Jepara, Demak, Kendal, Bandung, Surabaya, Indramayu dan sejumlah kota lain.

Fajar menyebutkan pemulangan WPS diharapkan bisa selesai pada pertengahan Juli 2019. Selanjutnya pemerintah akan berdiskusi dengan penduduk asli Argorejo. Pertemuan lebih fokus bagaimana menghidupkan SK tanpa ada embel-embel prostitusi.

Baca juga: Lebaran, Tingkat Kunjungan Wisata di Semarang Meningkat

"Mayoritas bangunan di kawasan tersebut ada IMB (Izin Mendirikan Bangunan)-nya. Jadi opsi yang paling memungkinkan dengan mengalih fungsikan kawasan tersebut sebagai kampung tematik," beber dia.

Melihat potensi yang sudah ada maka Fajar berpandangan Kampung Argorejo cocok dikembangkan menjadi Kampung Tematik Kuliner. "Warga asli kan banyak yang jualan makanan, minuman, mendirikan warung," kata dia.

Di sisi lain, lanjut Fajar, dengan penutupan tersebut akan menghidupkan nilai histori keagamaan di Sunan Kuning yang lama tenggelam oleh praktik prostitusi. Sebab sebenarnya nama Sunan Kuning diambil dari nama seorang ulama pejuang bernama Soen An Ing. Makam ulama besar keturunan Tionghoa, yang berjarak sekitar 50 meter dari kampung Argorejo.

"Sunan Kuning itu nama wali, tapi kok buat tempat esek-esek, ini kan tidak benar,” tandas dia.

WPS Wajib Diberi Uang Saku

Ketua Resosialisasi Argorejo Suwandi mengaku tidak terkejut dengan rencana penutupan lokalisasi oleh Pemkot Semarang. Sudah ada informasi jauh hari yang disampaikan ke pihaknya. Karena itu ia menghormati keputusan Pemkot Semarang.  

Baca juga: Pemudik Idul Fitri 2019 Terjebak Macet di Semarang

Hanya saja Suwandi tetap meminta agar penutupan lokalisasi diberlakukan secara adil di seluruh Indonesia. Jangan sampai menimbulkan gejolak sosial karena masih ada pembiaran bisnis lendir.

"Jika kebijakan pemerintah untuk menutup lokalisasi serentak pada 2019. Maka, jangan hanya Sunan Kuning saja yang ditutup. Semua lokalisasi di Indonesia harus ditutup juga," beber pria yang juga Ketua RW IV Argorejo, Kalibanteng Kulon.

Sebagai orang yang ditokohkan warga, baik warga asli maupun warga binaan, Suwandi juga meminta pengembalian WPS ke daerah asal harus dilakukan secara manusiawi.

"Mereka harus diperhatikan, jangan sampai sengsara, bisa ada uang saku dan uang transport. Ibarat mereka itu tidur saja dapat uang. Jangan sampai penutupan ini membuat mereka ngemis-ngemis," pungkas dia. []

Baca juga: PT KAI Semarang Tambah Kereta ke Bandung

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.