Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berupaya mengatasi masalah pecahnya pipa milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang. Salah satunya yaitu melakukan pergantian pipa dan membuat jaringan baru.
Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan untuk solusi pergantian pipa kurang lebih kurun waktu pengerjaannya selama satu bulan. Dana bantuan dari Kementerian PUPR kepada Kota Malang sebesar Rp 35 Miliar akan digunakan untuk hal tersebut.
”Menurut pelaksananya kurang lebih satu bulanan lah. Makanya, sambil menunggu itu kita coba lakukan juga dengan mencari solusi lain yang terbaik untuk menanggulangi masalah ini,” kata dia kepada wartawan saat diwawancarai di kantor PDAM Kota Malang Rabu 15 Januari 2020.
Dijelaskan Sutiaji, pipa baru yang akan dipasang tersebut kekuatannya lebih besar dari pipa sebelumnya. Dari awalnya 10 bar, pipa yang baru ini kurang lebih 20 bar. Sehingga mampu menampung debit air yang lebih besar lagi.
”Pipa yang baru ini akan lebih kemampuannya. Bahkan, pipa ini bisa bertahann hingga 50 tahun kedepan,” kata dia.
Selain itu, solusi lain akan terus dilakukannya. Karena itulah, dia akan mengundang semua pihak yang pernah bertugas sebagai Direktu Utama (Dirut) PDAM Kota Malang. Tak terkecuali diektur teknik (Dirtek) untuk mencari solusi terbaik.
”Kita menghadirkan mereka yang sudah purna (mantan) itu. Barangkali ada solusi yang terbaik seperti apa dari mereka. Tapi, besok (Kamis 16 Januari 2020) ini kita akan membuat jaringan baru untuk salah satu solusinya,” imbuh Sutiaji.
Meski begitu, Sutiaji sekali lagi mengucapkan permohonan maafnya kepada masyarakat yang terdampak. Maka dari itu, segala upaya dan solusi akan dilakukan agar permasalahan ini bisa segera selesai.
”Sekali lagi, untuk pelayanannya kami mohon maaf. Kami akan mencoba dan melakukan pembenahan itu sambil menunggu pada Jum’at akan dipanggil oleh Kementrian PUPR untuk rakor (rapat koordinasi),” ungkapnya.
Sedangkan untuk solusi masyarakat yang masih terdampak. Sutiaji mengatakan pihaknya sudah melakukan dropping air bersih secara gratis yang diambil dari beberapa sumur bor yang ada di Kota Malang. Salah satunya sumur bor yang ada di Kecamatan Tlogomas.
”Kita ada sumur-sumur bor dan akan kita ambil untuk dropping secara gratis kepada mereka. Makanya, dari 26 ribu (pelanggan PDAM Kota Malang) yang terdampak sebelumnya itu. Sekarang, kurang lebih sudah tinggal 10 ribu,” ungkapnya.
Untuk saat ini, wilayah yang masih darurat disebutkannya di Kelurahan Buring, Kecamatan Kedungkandang. Menurutkanya karena wilayah tersebut memang berada di daerah yang cukup tinggi. Sehingga perlu tekanan yang tinggi untuk mengaliri air ke tempat tersebut.
”Di Buring ini kenapa. Karena, sejak dulu zaman Pak Samto ini wilayah yang memang ekstrem. Tapi, solusinya kita sudah coba dengan memompa air dari sumur bor yang ada ini dan dialirkan ke sana (Kelurahan Buring),” tegasnya.
Seperti diketahui, akibat pecahanya beberapa pipa milik PDAM Kota Malang sejak Sabtu 11 Januari 2020 . Ribuan masyarakat di lima kecamatan Kota Malang mengalami kekurangan air bersih.
Hingga sekarang, mereka terpaksa harus menunggu bantuan dropping air bersih. Bahkan, sebagian dari mereka harus bolak balik membeli air galon seharga Rp 6000 untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dengan catatan jika dropping air bersih dari PDAM Kota Malan belum datang.
PDAM Kota Malang Merugi
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang mengungkapkan bahwa pecahnya pipa tersebut karena faktor kesalahan teknis. Artinya, dari pipa 10 bar yang terpasang saat ini tidak sesuai dengan pipa 16 bar yang seharusnya terpasang.
”Ini memang ada kesalahan faktor teknis. Sebenarnya harus 16, tapi yang terpasang malah 10. Dan 10 yang seharusnya tepasang di atas, tapi kebalik terpasang di bawah,” ungkapnya.
Mengapa dilakukan pemasangan seperti hal tersebut. Muhlas melanjutkan bahwa saat pelaksanaan pemasangan, pipa 16 bar datang terlebih dahulu. Sehingga, pipa yang ada langsung dilakukan pemasangan di atas dengan tujuan agar lebih cepat.
”Kekuatan tekanan yang paling tinggi kan sebenarnya di bawah. Tapi, yang dipasang ini malah yang 10, bukan yang 16. Sehingga, ketika ada tekanan debit air yang tinggi tidak kuat dan akibatnya pecah,” ungkapnya.
Sementara, untuk titik pecahnya pipa PDAM Kota Malang yang berada di Pulungdowo, Kecamatan Tumpang. Muhlas menerangkan sama titiknya dengan yang terjadi pada Oktober 2019.
”Titik sama, di Pulugdowo. Jadi, ini pipa transmisi yang dari Dusun Simpar ke Burtas. Itu memang yang bermasalah,” jelasnya.
Akibat pecahnya pipa tersebut, dia mengaku PDAM Kota Malang mengalami kerugian. Selain mandeknya pembayaran dari mereka yang terdampak. Perawatan yang dilakukan selama bisa mencapai Rp 65 juta dalam sekali perbaikan.
”Kerugian banyak sekali. Kerugian karena enggak bayar, airnya hilang banyak dan perbaikan biaya juga banyak. Dan biaya perawatannya kurang lebih sekitar Rp 65 juta-an. Itu satu kali perbaikan,” jelasnya.
Meski begitu, untuk pipa 10 bar yang masih pecah itu akan tetap dilakukan. Tentunya, juga akan dilakuakan suplai air minum gratis itu kepada masyarakat terdampak akibat perbaikannya.
”Kurang lebih sekarang sudah ada 10 ribu (pelanggan) terdampak yang berada di daerah atas seperti Buring. Tapi, di beberapa wilayah seperti Perumahan BTU (Kecamatan Kedungkandang) sudah ada solusi,” imbuhnya.
Seperti diketahui, pipa PDAM Kota Malang sudah terjadi beberapa kali mengalami kebocoran. Diantaranya pada Sabtu 11 Januari 2020 di Jalan Raya Kidal, Tajinan, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Setelah dilakukan normalisasi pada hari juga. Namun, kobocoran kembali terjadi di lokasi yang sama dengan beda titik pada Minggu 12 Januari 2020. Normalisasi pun selesai pada hari itu juga.
Tak berhenti di sana, kebocoran pipa berdiameter 500 mm kembali terjadi pada Senin 13 Januari 2020. Tepatnya di daerah Pulungdowo. Sehingga, dampaknya pun semakin meluas ke lima wilayah di Kota Malang.
Hingga hari ke enam, saluran air PDAM di beberapa daerah tersebut belum maksimal meski sudah ada normalisasi oleh PDAM Kota Malang. Sehingga, masyarakat harus dibantu dengan dropping air bersih dari truk tangki. []