Pemkot Jogja Masih Tahan 16,7 Ton Beras Saat Pandemi

Pemkot Yogyakarta masih memiliki stok beras 16,7 ton di masa pandemi ini. Stok bisa dikucurkan setiap saat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja Sugeng Darmanto (Foto: Tagar/Gading Persada)

Yogyakarta - Dalam masa pandemi Covid-19 ini, masih ada 16,7 ton beras tersimpan di gudang penyimpanan beras Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta sebagai stok pangan dan siap untuk dikucurkan setiap saat.

"Pemkot Jogja sudah memiliki stok pangan dalam bentuk beras sebanyak 16,7 ton. Jadi sifatnya on call dan bisa dipergunakan setiap saat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto, Sabtu, 15 Agustus 2020.

Menurut Sugeng, meski sifatnya sewaktu-waktu bisa disebar ke masyarakat, namun harus ada kategori-kategori yang menyebabkan stok pangan Kota Pelajar itu dilempar ke masyarakat. Dan ternyata saat pandemi Covid-19 yang sudah berjalan lebih dari empat bulan ini, beras 16,7 ton itu tetap tersimpan di gudang.

"Kalau misalnya terjadi inflasi, bencana alam atau bencana sosial maka stok pangan ini bisa kami keluarkan. Sebenarnya saat corona ini bisa juga dikeluarkan tapi karena kan masih bisa diatasi dengan dana tak terduga sehingga dirasa belum perlu dikeluarkan kecuali memang mendesak," papar dia.

Baca Juga:

Sugeng menjelaskan, pada masa pandemi ini pemerintah pusat memang meminta kepada setiap daerah untuk memiliki tim ketahanan pangan daerah dan memberikan catatan kepada 11 bahan pokok yang ada di daerah masing-masing. Mulai dari beras, minyak goreng, telur dan lain-lain.

"Pokoknya bahan yang dikonsumsi oleh masyarakat, lalu diverifikasi ketersediaannya, bisa ketersediaan di pasar, toko moderen dan distributor. Ketika itu tersedia maka jadi stok pangan masyarakat. Ini diatur oleh SK Mentan (Menteri Pertanian), bahwa setiap daerah minimal harus punya stok pangan sekitar 10 persen dari jumlah penduduknya. Sehingga untuk beras tersedialak stok pangan kami sebanyak 16,7 ton itu dqn ini harus kami kembangkan," papar Sugeng.

Kalau Jogja kan tak ada kesulitan tidak ada akses yang menyulitkan.

Dalam pengembangannya pun, lanjut Sugeng, pihaknya juga harus melihat peta persediannya dimana kalau dipetakan per kecamatan maka bisa diketahui kecamatan mana yang rawan pangan dan mana yang tidak.

"Rawan pangan itu maksudnya berapa jumlah masyarakat yang tak bisa menjangkau sumber pangan itu. Kalau Jogja kan tak ada kesulitan tidak ada akses yang menyulitkan. Mungkin karena kemiskinan. Sehingga menurut kami dalam hal ini tak begitu mengkhawatirkan peta pangan untuk Kota Jogja," paparnya.

Baca Juga:

Terkait dengan peta konsumsi masyarakat Kota Yogyakarta saat kondisi Covid-19, Sugeng mengakui ada penurunan. Dia pun memahaminya karena kebutuhan masyarakat juga menurun.

"Daya beli masyarakat saat ini memang menurun 5-10 persen. Apalagi selama pandemi, beberapa kali pemerintah mengucurkan banyak bantuan pangan bagi warga terdampak. Makanya, dalam kondisi saat ini, kami sifatnya lebih pada aspek penyediaan data base, bukan intervensi ketersediaannya di kota," kata Sugeng. []

Berita terkait
Bupati Purwakarta Salurkan Bantuan Beras Welas Asih
Bupati Purwakarta salurkan bantuan beras welas asih dan telur untuk masyarakat serta bantuan dana perbaikan Rutilahu untuk satu warga di satu desa
Pandemi Covid-19, Agam Surplus Beras
Kabupaten Agam surplus beras di tengah pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19, Banyuwangi Surplus Beras
Banyuwangi mampu menjaga ketahanan pangannya dengan capaian surplus beras selama pandemi Covid-19.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu