Pemilihan Wagub Pendamping Anies Baswedan Tertutup

DPRD DKI Jakarta akan memilih Wakil Gubernur DKI pendamping Anies Baswedan secara tertutup.
Terdengar sorak sorai "presiden, presiden, presiden" dari mulut ribuan massa pada saat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hendak memberikan sambutan di acara Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2019 pagi hari. (Foto: Tagar/Nurul Yaqin)

Jakarta - DPRD DKI Jakarta akan memilih Wakil Gubernur DKI pendamping Anies Baswedan secara tertutup. Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Muhamad Taufik usai mengikuti rapat pimpinan gabungan (rapimgab) yang membahas tata tertib pemilihan wagub.

"Kemudian disepakati mengikuti hasil pansus (panitia khusus pemilihan wagub) yang lama, (yaitu) tertutup," kata Taufik di DPRD, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2020.

Dalam rapimgab, kata Taufik, pimpinan fraksi DPRD DKI sempat terbelah mengenai cara pemilihan. Sebagian fraksi menginginkan pemilihan terbuka dan lainnya tertutup. "Iya, tadi ada perdebatan," tutur Ketua DPD Gerindra Jakarta ini.

Yang dimaksud tertutup itu adalah pemilihannya dengan menuliskan di atas kertas dimasukin ke kotak.

Dalam draf tata tertib buatan pansus DPRD periode lalu, pemilihan dibuat tertutup. Artinya, setiap utusan dari setiap fraksi akan memilih jagoannya di sidang paripurna tanpa diketahui orang lain.

"Ya pemilihannya boleh dilihat (publik), yang dimaksud tertutup itu adalah pemilihannya dengan menuliskan di atas kertas dimasukin ke kotak, begitu," katanya.

Sebaliknya, pemilihan terbuka berarti setiap utusan menunjukkan pilihannya kepada orang lain. Misalnya, utusan mengangkat tangan atau berdiri jika menyatakan setuju pada salah satu cawagub.

"Kalau terbuka kan, misalkan, siapa yang milih Riza (Patria) berdiri, begitu," ujarnya.

Riza merupakan cawagub yang diusung Gerindra. Sementara PKS mengusung Nurmansjah Lubis. Kedua kandidat itu bakal bertarung merebut suara Dewan.

Usai berdebat di rapimgab, para pimpinan fraksi akhirnya menyepakati draf lama tak mengalami perubahan. Pemilihan bakal berlangsung secara tertutup.

Fraksi Gerindra mengaku lebih memilih terbuka. Dia mengatakan, pemilihan terbuka menjunjung transparansi dan mencegah politik uang. "Saya dan kawan-kawan ada yang minta terbuka. Kenapa terbuka? Argumennya sederhana; supaya transparan ke publik," tuturnya

Taufik sempat mendorong fraksi lain untuk bersikap terbuka. Hanya saja, pemilihan tertutup akhirnya menjadi putusan bersama.

"Kan katanya tuntutannya transparan. Kita ajak terbuka aja, ayo terbuka ini bagian dari transparansi," katanya.

Selain cara memilih, rapimgab juga memutuskan adanya tanya jawab di sidang paripurna nantinya. Setiap fraksi dapat bertanya kepada para kandidat sebelum pemilihan berlangsung.

Dengan berakhirnya rapimgab ini, panitia pemilihan (Panlih) mulai bekerja hingga paripurna. Jadwal terdekat ialah sidang paripurna untuk mengesahkan tata tertib pemilihan

"Rapimgab tadi alhamdulillah menyepakati seluruh tata tertib DPRD dan tata tertib pemilihan Wakil Gubernur. Insya Allah besok (hari ini) pukul 13, kita rapat paripurna sebagaimana ketentuan, tata tertib harus disahkan lewat paripurna," katanya.

Wakil Ketua DPRD ini pun semakin yakin Jakarta bakal memiliki wagub DKI akhir bulan Februari. Gubernur DKI Anies Baswedan juga akan mengakhiri masa 'jomlo' sebagai kepala daerah.

Baca juga: 

Berita terkait
PKS Ogah Hadir Gerindra Umumkan Cawagub DKI, Kenapa?
Gerindra mengumumkan 2 nama Cawagub DKI Jakarta diklaim telah disepakati dengan PKS. Namun, tak satupun elite PKS datang.
2 Nama Baru Cawagub DKI Jakarta dari Gerindra-PKS
Gerindra dan PKS sepakat mengajukan dua nama calon Gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.
Ruang Kerja Wagub DKI Sepeninggal Sandiaga Uno
Kursi Wagub DKI Jakarta tak ada yang menduduki sejak Sandiaga Uno mengundurkan diri pada 27 Agustus 2018. 1 tahun 5 bulan kosong, apakah berdebu?
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.