Pemerintah Klaim Kebijakan Industri Tepat Sasaran

Upaya pemerintah mendorong sektor manufaktur bangkit berbuah peningkatan indeks kepercayaan industri
Sejumlah pekerja memakai masker dan menjaga jarak (physical distancing) saat memproduksi furnitur interior perhotelan di pabrik furnitur PT Saniharto Enggalhardjo di Demak, Jawa Tengah, Sabtu, 30 Mei 2020. (Foto: Antara/Aji Styawan/hp)

Jakarta - Pemerintah melalui Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut terjadi lonjakan indeks kepercayaan pada sektor manufaktur berkat berbagai langkah strategis dalam memacu roda perekonomian. Menurut Agus, menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah dalam era new normal sudah on the track.

“Periode Juni 2020 merupakan capaian tertinggi dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Sinyal ini menjadi bekal pemerintah untuk terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat terus mendorong aktivitas sektor industri manufaktur pada era new normal,” tuturnya dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2020.

Dalam catatannya, berdasarkan data yang dikeluarkan IHS Markit, indeks output masa depan, tolok ukur, dan sentimen bisnis melonjak ke angka 73 persen di penghujung kuartal II/2020.

Walaupun demikian, Menteri Agus menekankan hal utama yang harus diantisipasi adalah pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III dan IV/2020.

“Periode tersebut sangat penting sehingga kita harus bisa mengantisipasi dengan baik, karena menentukan performa ekonomi nasional pada tahun 2021,” jelasnya.

Sektor industri, kata dia, merupakan kontributor terbesar terhadap PDB nasional. Hal ini terlihat dari sumbangishnya terhadap perekonomian pada triwulan I/2020 sebesar 19,98 persen.

“Sehingga, untuk mempertahankan kinerja sektor manufaktur, Kemenperin mendukung industri tetap beroperasi, dengan mengurus Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri [IOMKI] serta mematuhi aturan protokol kesehatan,” tegasnya.

Selain fokus mendukung pemulihan sektor industri dari pandemi Covid-19 melalui berbagai stimulus, pemerintah juga sudah menyiapkan berbagai insentif bagi para calon investor. Terbaru, negara akan menggelontorkan super deductible tax sebesar 300 persen bagi industri yang mengembangkan fasilitas penelitian. Selain itu, dipersyaratkan juga pengembangn industri tersebut dilakukan di Indonesia.

Kemudian insentif sebesar 200 persen bagi industri yang mengembangkan kegiatan pendidikan vokasi di dalam negeri.

“Selain itu, hingga 2024, pemerintah akan mengembangkan 27 kawasan industri baru yang tersebar di seluruh Indonesia,” kata Menperin.

Untuk memfasilitasi investor, termasuk yang merelokasi pabriknya dari China, pemerintah juga membuka kawasan industri di Batang, Jawa Tengah.

“Tersedia lahan sekitar 4.000 hektare yang berada di area PTPN IX Siluwok dengan beberapa keunggulan untuk kemudahan investor,” imbuhnya.

“Kami berharap kawasan industri ini dapat menjadi investment heaven bagi calon investor,” tutup Agus.

Berita terkait
Indonesia Incar Ekspor Produk Pangan ke Afrika
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan terus menggiatkan usaha ekspor produk pangan ke wilayah Afrika
Industri Karet Dipacu Hasilkan Produk Jadi
Pemerintah terus melakukan upaya percepatan diversifikasi produk karet dalam negeri
Industri Farmasi dan Alkes Masuk Making Indonesia 4.0
Kemenperin mendorong industri alakes dan farmasi menjadi sektor prioritas pengembangan Making Indonesia 4.0 untuk meningkatkan efisensi produksi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.