Jakarta - Pemerintah melalui Kementerin Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akan melakukan rehabilitasi mangrove dengan total luas 630 ribu hektare di seluruh Indonesia.
Menurut Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, proses rehabilitasi mangrove tersebut akan dilakukan hingga 2024 mendatang.
"Berdasarkan target, pemerintah akan melakukan rehabilitasi mangrove itu lebih kurang 630 ribu hektare sampai tahun 2024," kata Alue dalam konferensi pers virtual, Senin, 11 Oktober 2021.
Alue menjelaskan, rehabilitasi akan dilakukan di wilayah-wilayah yang terdapat mangrove, baik wilayah dengan kondisi kerapatan sedang, jarang, maupun wilayah-wilayah potensi.
Saat ini, luas wilayah yang tertanam mangrove di seluruh Indonesia mencapai angka 3,36 juta hektare. Alue merinci, angka tersebut terdiri dari beberapa kategori. Kategori pertama, tanaman mangrove dengan kategori lebat atau dengan tutupan di atas 70 persen seluas 3,15 juta hektare. Kedua, kategori mangrove sedang dengan tutupan 30-70 persen seluas 167 ribu hektare. Ketiga, kategori mangrove jarang ada seluas 42.779 hektare.
"Itu yang existing ya, artinya yang tutupan mangrovenya masih ada," jelasnya.
Menurut catatan Kementerian LHK, luas wilayah yang berpotensi dapat menjadi habitat mangrove di Indonesia ada sekitar 700.575 hektare. Jumlah tersebut terdiri dari daerah-daerah yang terabrasi seluas 3.235 hektare, lahan yang sudah terbuka lebih kurang 46.569 hektare, lahan mangrove yang terabrasi lebih kurang 7.341 hektare, tambak sekitar 593 ribu hektare, dan lainnya 50 ribu hektare.
"Yang potensi habitat mangrove, berarti yang sudah diubah dan sebagainya," tambah Alue.
Deputi Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Satyawan Pudyatmoko, menjelaskan target rehabilitasi mangrove per tahunnya.
Diharapkan pada tahun 2024 ini, integrasi rehabilitasi mangrove dalam pengelolaan hutan dan lahan telah tuntas dilaksanakan.
Pada 2021, pemerintah menargetkan dapat melakukan rehabilitasi mangrove seluas 29.500 hektare. Kemudian pada 2022, rehabilitasi mangrove yang dilakukan dengan target 228.200 hektare. Pada 2023, rehabilitasi mangrove ditargetkan dilakukan terhadap lahan seluas 199.675 hektare. Untuk tahun 2024, rehabilitasi mangrove dilakukan di lahan seluas 142.625 hektare.
Satyawan menambahkan, Selama proses tanam-menanam, Kementerian LHK juga akan aktif melakukan kegiatan lainny seperti penguatan basis perencanaan, koordinasi, pembentukan kelompok-kelompok masyarakat, penguatan organisasi kerja, dan sebagainya.
"Diharapkan pada tahun 2024 ini, integrasi rehabilitasi mangrove dalam pengelolaan hutan dan lahan telah tuntas dilaksanakan," ujarnya.
Kepala BRGM, Hartono, menambahkan, progres rehabilitasi mangrove di tahun 2021 ini ditargetkan selesai pada akhir November mendatang. Saat ini, progres fisik, yang berarti tanam-menanam, sudah berjalan mencapai 89 persen. Hasil rehabilitasi mangrove pada 2021 ini diharapkan dapat menjadi titik awal pulihnya mangrove beserta ekosistemnya ke depan.
"Saat ini progres fisik sudah mencapai 89 persen. Mudah-mudahan hasil rehabilitasi yang kita laksanakan tahun 2021 ini menjadi titik awal bagi pulihnya mangrove dan ekosistemnya yang sangat penting bagi kita semua," kata Hartono. []
Baca Juga :
- Kesunyian Hutan Wisata Mangrove di Rembang
- Bisnis Lobster Rembang, Buntung di Era Edhy Prabowo
- Wisata Bukit Klangon, Kemah dan Menatap Merapi dari Dekat
- Imam Masruh, Tukang Ojek di Kudus yang Berhati Emas