Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto diwakili Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Wayu Utomo dalam Rapat Percepatan Pembangunan Infrastruktur Penunjang menyatakan bahwa Pemerintah mengawal pembangunan tersebut, utamanya mengenai infrastruktur penunjang di KIT Batang.
“Rapat ini bertujuan untuk membahas strategi, kendala dan potensi percepatan pembangunan infrastruktur penunjang, serta pemberian dukungan dari kementerian/lembaga terkait terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur di KIT Batang,” kata Wahyu Utomo, di situs Kemenko Perekonomian.
Dalam upaya menarik minat investor ke kawasan industri terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi, salah satunya adalah infrastruktur dasar dan penunjang yang mewujudkan konektivitas yang baik sehingga menghasilkan sistem logistik yang efisien.
Selain itu, dalam hal kelembagaan, target pasar serta faktor produksi merupakan poin-poin yang esensial dalam menghasilkan daya tarik investasi yang baik.
"Dengan demikian, diharapkan keberlangsungan pembangunan dan pengelolaan kawasan industri dapat didukung pembiayaan dengan akses dan mekanisme yang memadai," katanya.
Sebagai informasi, Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang ditargetkan beroperasi pada tahun 2023. Kawasan yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional ini memiliki luas 4.300 hektar yang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah.
Proyek ini diprakarsai oleh Pemerintah dengan tujuan memanfaatkan momentum untuk menangkap peluang investasi asing. Dalam perkembangan kegiatan pembangunan KIT Batang terdapat kebutuhan infrastruktur penunjang diantaranya reaktivasi jalur Kereta Api Semarang Tawang - Pelabuhan Tanjung Emas dan kebutuhan pembangunan Dry Port.
Rapat ini bertujuan untuk membahas strategi, kendala dan potensi percepatan pembangunan infrastruktur penunjang, serta pemberian dukungan dari kementerian/lembaga terkait terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur di KIT Batang.
Selain itu, dibutuhkan juga gas di KIT Batang yang memerlukan konektivitas antara sumber gas dan KIT Batang. Untuk itu, saat ini telah dilakukan penyusunan dokumen AMDAL, Feasibility Study, dan Masterplan.
Turut hadir dalam rapat tersebut perwakilan kementerian/lembaga terkait, Sekretariat Kabinet, perwakilan pengelola KIT Batang, PT KAI, PT Pelindo III (Persero), BPH Migas, dan Bappelitbang Kabupaten Batang. []
Baca Juga: Waskita Toll Road Lepas Saham di Tol Semarang-Batang