Pelayanan Publik di Kota Medan Tak Ada yang Menonjol

Pengamat menilai dalam lima tahun terakhir tidak terjadi perbaikan menonjol dalam hal pelayanan publik di Kota Medan.
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution memperhatikan petugas Satpol PP yang sedang mendata warga yang terjaring dalam razia masker. (Foto: Tagar/Humas Pemko Medan).

Medan - Kacaunya fungsi layanan birokrasi di Pemerintah Kota Medan sudah menjadi rahasia umum. Bahkan, dalam lima tahun terakhir tidak terjadi perbaikan menonjol dalam hal pelayanan publik di Kota Medan.

Menyikapi itu, pemerhati politik dan pemerintahan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dadang Darmawan mengaku terus mengamati hal ini. Menurutnya, dalam lima tahun terakhir tidak terjadi perbaikan menonjol dalam hal pelayanan publik di Kota Medan.

"Sejauh yang kami amati, pelayanan publik di Kota Medan, utamanya pelayanan wajib seperti pendidikan, kesehatan, adminduk, infrastruktur, kesejahteraan, selama lima tahun terakhir cenderung tidak ada yang menonjol. Bahkan terkait infrastruktur, Medan cenderung banyak dikritik masyarakat," ujarnya, Senin, 7 September 2020 di Medan.

Apa yang dikerjakan Pemko Medan lima tahun terakhir, menurut Dadang, belum sesuai dengan prinsip melayani. Faktor penyebabnya adalah mentalitas aparatur di lingkup Pemko Medan yang masih belum terbenahi.

"Banyak prinsip pelayanan publik yang belum dipenuhi, seperti prinsip keterbukaan, kecepatan/kemudahan, maupun kenyamanan. Soal utamanya adalah mentalitas aparatur yang belum sepenuhnya berjiwa sebagai pelayan rakyat yang tulus dan ikhlas," tuturnya.

Reformasi birokrasi, sangat bergantung pada kemauan politik pemimpin, dalam hal ini Wali Kota Medan terpilih nantinya

Lantas, seberapa penting reformasi pelayanan masyarakat dilakukan sebagai bagian dari reformasi birokrasi untuk Kota Medan.

Dadang DarmawanPemerhati politik dan pemerintahan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dadang Darmawan. (Foto: Tagar/Ist)

"Reformasi birokrasi sungguh sangat penting. Terlebih di tengah era globalisasi yang semuanya menuntut pelayan yang lebih inovatif di seluruh bidang kehidupan, yang akan berpengaruh terhadap nasib kesejahteraan suatu bangsa," lanjutnya.

Dadang optimistis, jika ada yang punya konsep bagus untuk mereformasi birokrasi di Pemko Medan, maka kemajuan akan terbuka.

"Tentu saja reformasi birokrasi akan membuat Kota Medan bangkit, setidaknya Kota Medan bisa berkaca dari reformasi yang dilakukan di kota-kota besar, seperti Surabaya, Bandung, Makasar ataupun Jakarta," kata Dadang.

Jika tidak segera fokus pada reformasi birokrasi, Dadang meyakini Medan akan semakin tertinggal dari kota lainnya. Warga pun semakin sengsara. Sebab, inti pemerintahan adalah pelayanan yang prima kepada rakyatnya.

"Reformasi birokrasi, sangat bergantung pada kemauan politik (political will) pemimpin, dalam hal ini Wali Kota Medan terpilih nantinya," terangnya.

Bakal pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Medan, Bobby Nasution-Aulia Rachman dalam berbagai kesempatan senantiasa menyatakan komitmennya, akan berkonsentrasi pada reformasi birokrasi di awal-awal kepemimpinannya, jika kelak diamanahi masyarakat untuk memenangi Pilkada Medan 2020 ini. []

Berita terkait
LBH Medan Kenang 16 Tahun Kematian Aktivis Munir
LBH Medan mengenang kematian Munir. 16 tahun berlalu, belum terungkap secara gamblang sebab musabab dan aktor di belakang kematiannya.
Pendaftaran Tutup, Sah Bobby Tantang Akhyar di Medan
KPU Kota Medan, Sumut, menutup pendaftaran pencalonan bakal pasangan calon. Bobby Nasution bakal bertarung dengan Akhyar Nasution.
Aulia Rachman Siap Mundur Jika Medan Utara Tak Maju
Bakal calon Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman menjanjikan pembangunan infrastruktur di Medan Utara akan maju jika dirinya terpilih.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.