Tarutung - Kunjungan Panglima Daerah Militer (Pangdam) I /Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI MS Fadhillah di markas Kepolisian Sektor (Polsek) Pahae Julu tidak hanya sekadar memberi tali asih kepada tujuh korban luka-luka.
Di hadapan para korban enam personel Polri didampingi istri selaku Bhayangkari dan satu warga sipil yang mengalami luka traumatis, dia meyakinkan proses hukum tetap berjalan.
"Selain mediasi dan lain-lain, tentu ada akibat hukum dari itu kepada pelaku-pelaku. Jadi tak usah ragu, tentu harus kita lakukan tindakan hukum, kita proses," katanya.
Dia menyatakan, walaupun jabatan Komandan Kompi A 123/Rajawali sudah dicopot dari Kapten Infanteri Ridwan dan diserahkan kepada Letnan Satu Infanteri Salahuddin Hasibuan, proses hukum tetap berjalan sesuai mekanisme.
"Danki sudah kita copot jabatannya, tetapi tidak menghilangkan proses hukumnya. Termasuk kepada anggota yang terlibat langsung. Sekarang sudah proses penyelidikan dan pengusutan oleh Denpom," tegasnya.
Dia memastikan proses hukum akan dikawal ketat tanpa memandang bulu untuk menghilangkan keraguan dan menjaga nama baik institusi TNI.
Tadi kami sudah temui korban, saya sampaikan juga permohonan maaf dan tindakan-tindakan lainnya yang terkait dengan peristiwa
"Jadi ngak usah khawatir, kasus ini jadi perhatian kita semua. Harapan saya, dendam pelan-pelan mulai dihilangkan, karena sakit hati dan emosi ini tidak membuat ini lebih baik, " papar Fadhilah.
Selain itu dia menyampaikan permohonan maaf atas kejadian atau bentrok yang terjadi di wilayah hukum Polsek Pahae Julu.
Dia menyebut, atas kejadian itu pihaknya berusaha memastikan suasana aman dan terkendali di pusat bentrok.
"Kodam dan Polda terus memberikan arahan agar tidak terjadi lagi yang kurang baik. Alhamdulillah, kondisi terus kondusif. Tadi kami sudah temui korban, saya sampaikan juga permohonan maaf dan tindakan-tindakan lainnya yang terkait dengan peristiwa," kata Fadhilah.
Dia mengatakan, sangat menyesali kejadian bentrok yang memalukan dua institusi. Dia juga menyatakan bentrok tiga hari lalu adalah perbuatan oknum dan bukan inisiasi satuan di TNI-AD. "Kita TNI dan Polri, sudah kewajiban terus menjaga sinergi antar institusi," kata Fadhilah.
Enam personel Polisi dari Tapanuli Utara dan Tapsel korban luka-luka bersama warga sipil dihadirkan menerima tali asih.
Mereka adalah Ajun Komisaris Polisi Ramot S Nababan, Ajun Inspektur Polisi Dua David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi Sianturi, dan Brigadir Ricardo Sitompul, Inspektur Dua Polisi Bangun Siregar, Ajun Inspektur Polisi Satu Velberik Sitompul, dan Edi Susanto, warga sipil yang terimbas emosi para pelaku. []