Pekerjanya Bunuh Diri Toyota Minta Maaf

Toyota telah menyelesaikan gugatan yang menyalahkan kerja berlebihan dan pelecehan sebagai penyebab bunuh diri salah satu karyawannya
Seorang pria berjalan melewati logo Toyota di Tokyo Motor Show, di Tokyo, Jepang, 24 Oktober 2019 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Edgar Su)

Jakarta – Toyota telah menyelesaikan gugatan yang menyalahkan kerja berlebihan dan pelecehan sebagai penyebab bunuh diri salah satu karyawannya. Presiden Toyota Motor Corp, Akio Toyoda, telah meminta maaf kepada keluarga karyawan itu, kata perusahaan mobil Jepang tersebut, Selasa, 1 Februari 2022.

Kompensasi dana terkait penyelesaian kasus itu tidak diungkapkan. Namun, media Jepang, sebelumnya sempat melaporkan bahwa gugatan yang diajukan oleh keluarga pekerja itu menuntut ganti rugi sebesar 123 juta yen (1,1 juta dolar AS).

Si istri mengatakan kepada wartawan bahwa ia merasa suaminya -- yang saat bunuh diri berusia 40 tahun -- memahami gugatan yang diajukannya. Ia juga mengatakan, ia yakin Toyota memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik.

Toyota berjanji akan menyelidiki kasus tersebut untuk mencegah terulangnya kasus serupa dan meminta maaf atas penderitaan keluarga tersebut.

“Kami sekarang mencoba untuk menciptakan lingkungan tempat kerja yang lebih transparan yang memudahkan orang untuk berbicara, serta manajemen yang bebas dari pelecehan kekuasaan, sehingga setiap karyawan dapat bekerja tanpa rasa takut,'' katanya dalam sebuah pernyataan.

Kematian karena terlalu banyak bekerja dan stres di tempat kerja, termasuk bunuh diri, adalah masalah umum di Jepang yang para pegawainya terkenal gila kerja. Masalah mengenai perilaku bos yang kasar kini juga mendapat perhatian.

Pengadilan Tinggi Nagoya memutuskan pada bulan September kematian karyawan tersebut terkait dengan pekerjaan, dengan menyebutkan bahwa ia menderita stres berat di tempat kerja sebelum bunuh diri pada tahun 2010. Toyota, yang berbasis di Kota Toyota, dekat Nagoya, awalnya menentang tuduhan tersebut.

Pada 2019, Toyota mengakui bahwa kasus bunuh diri seorang teknisinya yang berusia 28 tahun pada 2017 disebabkan oleh pelecehan terus-menerus dari bosnya.

Orang-orang Jepang terkenal sangat setia pada perusahaan mereka. Mereka sering kali mengorbankan kesejahteraan pribadi mereka dan menghabiskan banyak waktu untuk kerja lembur.

Pemerintah menerima 2.835 pengaduan kematian akibat kerja berlebihan (karoshi), pada tahun 2020. Kompensasi dibayarkan di lebih dari 800 kasus, termasuk bunuh diri (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Mengapa Bos Toyota Kecam Tesla, Ternyata Ini Rahasianya

Toyota Yaris Dinobatkan Sebagai Car of the Year 2021

Efek Lockdown Malaysia, Honda dan Toyota Tangguhkan Produksi

Toyota Akan Kembangkan Bahan Bakar Alternatif

Berita terkait
Terbaru! Toyota Veloz 2022 Adopsi FWD Dengan CVT
Toyota Veloz 2022 memang terbukti lebih irit dibanding generasi sebelumnya dengan catatan konsumsi dalam kota di 15,1 km/l.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)