Pekerja Perempuan di Kabul Harus Tinggal di Rumah

Para perempuan pegawai pemerintah Kota Kabul, Aghanistan, telah diberitahu untuk tinggal di rumah saja
Perempuan Afghanistan melakukan unjuk rasa menuntut dihormatinya hak-hak mereka di bawah rezim Taliban dalam aksi di Kabul, 19 September 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kabul – Para perempuan pegawai pemerintah Kota Kabul, Aghanistan, telah diberitahu untuk tinggal di rumah saja, dan hanya mengijinkan mereka yang berada dalam posisi yang tidak dapat digantikan oleh laki-laki untuk terus melanjutkan pekerjaan mereka. Hal ini disampaikan Wali kota sementara Kabul, Hamdullah Namony, hari Minggu, 19 September 2021.

“Dari 2.930 pekerja di pemerintah kota Kabul, 27% adalah perempuan. Kami memiliki pekerja perempuan di tingkat distrik, staf lokal di kantor-kantor distrik, wakil direktur distrik dan bahkan ada insinyur-insinyur perempuan di kantor urusan anggaran/pendapatan. Pada awalnya kami mengatakan semua perempuan dapat terus bekerja, tetapi kemudian Emirat Islam memutuskan pekerja perempuan seharusnya berhenti bekerja dulu,” ujar Namony.

Ditegaskannya, semua pegawai perempuan telah diperintahkan untuk tinggal di rumah, menunggu keputusan lebih lanjut.

perempuan afghanistan tuntut hakSeorang anggota Taliban menyaksikan perempuan Afghanistan selama demonstrasi menuntut hak yang lebih baik bagi perempuan di depan bekas Kementerian Urusan Perempuan di Kabul, 19 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/Blent Kilic)

Pengecualian dibuat untuk perempuan yang bekerja di bidnag yang tidak dapat digantikan oleh laki-laki, termasuk di sebagian departemen desain dan teknik, serta petugas toilet umum khusus perempuan.

“Ada sebagian pekerjaan yang tidak dapat digantikan karena profesi mereka, misalnya yang bekerja di departemen desain, arsitektur, dan elektronik; maka mereka dapat terus melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Tetapi secara umum, mereka yang dapat digantikan oleh laki-laki maka hingga seluruh situasi normal kembali, kami minta mereka tinggal di rumah dan gaji mereka akan tetap dibayar penuh.”

Keputusan untuk mencegah sebagian besar perempuan dalam pemerintahan kota Kabul kembali bekerja merupakan isyarat lain bahwa Taliban, yang menduduki Kabul 15 Agustus lalu, menegakkan interpretasi yang keras tentang Islam, meskipun awalnya berjanji bahwa mereka akan toleran dan inklusif.

Dalam pemerintahan Taliban sebelumnya pada era 1990-an, Taliban telah melarang anak perempuan dan perempuan untuk bersekolah, bekerja dan terlibat dalam kehidupan politik (em/ka)/voaindonesia.com. []

Perempuan Afghanistan Tuntut Keterlibatan di Kabinet

Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada

Wartawan Perempuan di Afghanistan Ditembak Mati

Polisi Pakistan Tangkap Ulama Karena Ancam Bunuh Malala

Berita terkait
Perempuan Afghanistan Tuntut Keterlibatan di Kabinet
Sekitar 30 perempuan Afghanistan menggelar aksi protes di luar kantor gubernur Provinsi Herat, di wilayah barat negara itu, 3 September 2021
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.