Pekan Depan, IHSG Diperkirakan Masih Akan Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan mengalami tekanan negatif selama sepekan kedepan.
Warga melintas di samping layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. (Foto: Antara/Galih Pradipta/pd)

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan mengalami tekanan negatif selama sepekan kedepan. Kasus gelombang kedua penyebaran virus corona Covid-19 masih akan menjadi pemicu sentimen negatif.

Direktur PT Anugrah Mega Investama, Hans Kwee memprediksi IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan cenderung terkoreksi sepekan ke depan. "IHSG kami perkirakan berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 4.900 sampai 4.821 dan resistance di level 4.970 sampai 5.018," katanya di Jakarta, Minggu, 21 Juni 2020, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: IHSG Naik Tipis 0,35%, TLKM dan BBCA Dilepas Asing 

Menurut Hans, beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan adalah investor masih memperhatikan gelombang kedua pandemi Covid-19. Peningkatan kasus di Amerika dan negara Afrika menimbulkan kekhawatiran terjadinya gelombang kedua. Ketika ekonomi aktif kembali, ternyata terjadi semakin banyak infeksi yang memudarkan harapan ekonomi akan cepat pulih pada Juli-September setelah suram pada April-Juni.

Harapan akan pemulihan ekonomi yang cepat, pudar setelah pernyataan Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve, Jerome Powell dan ekonom IMF, Gita Gopinath. Data ekonomi akan mendapat perhatian pelaku pasar.

Data penjualan ritel yang membaik membuat optimisme pasar, tetapi ketika angka pengangguran di bawah harapan pasar membawa sentimen negatif bagi pasar. "Perkembangan data ekonomi akan sangat mempengaruhi pergerakan pasar saham," tutur Hans.

Selain itu, pasar menanti stimulus besar-besaran dari Uni Eropa yang diperkirakan disepakati di Juli. Sementara itu, obat dexamethasone mengurangi kematian pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit hingga sepertiga. Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar.

Sedangkan tensi geopolitik Asia yang memanas juga menjadi perhatian pelaku pasar. "Konflik Korea Utara dan Korea Selatan serta India dan China menjadi perhatian pelaku pasar," ujar Hans.

Dari dalam negeri, banyak sentimen positif diantaranya penurunan bunga acuan oleh Bank Indonesia dan pemberian rating overweight atas saham-saham di Indonesia oleh JP Morgan. Overweight adalah rekomendasi yang memprediksi aset-aset investasi di negara tersebut akan meningkat melebihi saham atau aset lain yang menjadi patokan.

Sebelumnya pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 19 Juni 2020, IHSG menguat tipis 0,35 persen atau 17,03 poin ke level 4.942,27. Keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi salah satu pendorong sentimen positif indeks saham.

Baca Juga: Aksi Jual Asing Jelang Penutupan, IHSG Anjlok 1,25% 

IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 4.970,06. Namun akhirnya bergerak ke bawah dan berakhir di penutupan pada 4.942,27 poin. []

Berita terkait
Aksi Jual Asing Cukup Gede, Tapi IHSG Melesat 3,5%
Meskipun mendapat tekanan jual cukup besar, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 3,53% ke posisi 4.986,5 poin.
IHSG Hari Ini Diprediksi Berpeluang Rebound
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Selasa, 16 Juni 2020 berpeluang rebound karena sentimen faktor internal dan eksternal.
Waduh IHSG Merosot 1,32%, Asing Jual Rp 712 Miliar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak bisa melanjutkan kenaikan yang terjadi pada akhir pekan lalu, Jumat, 12 Juni 2020.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.