PDIP Sumut: Jokowi Membangun Politik Kegembiraan

Tim kampanye Jokowi dalam dua pilpres selalu berusaha agar semua berjalan dengan kegembiraan.
Politikus PDIP Sumatera Utara Sutrisno Pangaribuan.(Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Bangsa Indonesia telah memasuki demokrasi yang kurang menggembirakan sejak Pilpres 2014. Suasana itu kembali terulang bahkan lebih menegangkan di Pilpres 2019.

Dua pemilu itu telah dilalui, Pilpres 2014, dan Pilpres 2019 juga berakhir di Mahkamah Konstitusi (MK). Hasil akhirnya ditetapkan oleh KPU RI, Jokowi memenangi dua pilpres tersebut.

Politikus PDI Perjuangan Sumatera Utara Sutrisno Pangaribuan di Medan, Sabtu 13 Juli 2019 mengatakan, sebagai bagian dari tim kampanye Jokowi dalam dua pilpres tersebut, dirinya selalu berusaha agar semua berjalan dengan kegembiraan.

"Pilpres 2014 dan 2019 digugat sampai ke MK, lalu Jokowi diumumkan terpilih sebagai pemenang. Itu telah terjadi, namun kami selalu berusaha membangun politik yang menggembirakan. Pilihan tersebut sesuai dengan arahan Jokowi, demi persatuan Indonesia," kata Sutrisno.

Kini dunia mencatat dan menyaksikan Jokowi dan rivalnya Prabowo Subianto bertemu di MRT Jakarta. Mereka memilih tempat yang mengisyaratkan masa depan Indonesia. Transportasi publik masa depan, dipilih untuk tempat meneguhkan kembali komitmen kebangsaan.

Partai politik sebagai pilar demokrasi diharapkan membangun narasi- narasi kebangsaan. Bahkan memiliki komitmen yang tegas terhadap NKRI

"Bahkan dalam pertemuan itu, Prabowo berkata sejak hari ini, tidak ada lagi cebong dan kampret, kita sesama anak bangsa. Pernyataan yang diharapkan dapat menurunkan tensi politik. Persatuan Indonesia semakin kokoh demi masa depan bangsa yang gemilang. Kita semua anak bangsa yang bersatu untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan. Kita semua harus berjuang menghadapi tantangan bangsa dalam dinamika global," ucap Sutrisno, anggota DPRD Sumatera Utara itu.

Untuk mencapai tujuan bangsa, semua harus bergotong royong, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Partai politik sebagai pilar demokrasi diharapkan membangun narasi- narasi kebangsaan. Bahkan memiliki komitmen yang tegas terhadap NKRI. Kontestasi politik periodik ke depan, kita harapkan menjadi kontestasi ide, gagasan, dan program konkret untuk mencapai cita- cita bangsa. Sehingga setiap kali ada kontestasi politik periodik, kita terhindar dari semangat perpecahan," kata Sutrisno.

Dia menyebut, semua narasi kebencian, permusuhan, dan hal- hal yang mengganggu keutuhan NKRI tidak lagi ada dalam percakapan keseharian. Ruang- ruang publik, termasuk media sosial diharapkan tidak lagi diisi dengan berbagai ujaran kebencian, hoaks, dan fitnah.

"Kita semua bergerak bersama untuk Indonesia yang dicita- citakan," tandas Sutrisno, juru bicara Tim Kampanye Daerah pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Sumatera Utara pada Pilpres 2019. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.