PDIP Nilai Iklan Partai Gerindra ‘Sarjana Kerja Kerja Kerja’ Blunder

'Gerindra blunder, ada arsitek yang protes terhadap teks dan konteks yang berantakan. Konyol dan norak.'
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto calon presiden nomor urut 02 dalam Pilpres 2019. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Jakarta, (Tagar 19/12/2018) - Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menilai Partai Gerindra blunder membuat iklan 'Sarjana Kerja Kerja Kerja'. Menurutnya, iklan yang menceritakan seorang pemuda lulusan arsitektur yang mencari kerja itu tampak konyol.

"Gerindra blunder, ada arsitek yang protes terhadap teks dan konteks yang berantakan. Bukannya tampak gagah tapi malah konyol dan norak," ungkapnya saat dihubungi Tagar News, Selasa (18/12).

Baca juga: Iklan Gerindra untuk Pemalas dan Pemimpi Instan

Menurutnya, Gerindra kurang cermat karena menggunakan jargon Jokowi 'Kerja Kerja Kerja' yang jelas terbukti telah mendapatkan simpati rakyat.

"Gerindra kurang cermat, menyerang presiden dengan tingkat kepuasan rakyat 62 persen, tidak efektif. Itu karena slogan kerja kerja kerja Jokowi, tiwas fireback," jelas dia.

Ia pun menyarankan Partai Gerindra untuk berhenti kampanye dengan menyudutkan pihak lain. Kemudian, mulai menawarkan kampanye solutif.

"Sebaiknya memang kampanye menyerang orang baik disudahi, tidak barokah. Sebaiknya soal gagasan masa depan saja, konsep atau program alternatif sehingga menimbulkan harapan," terang dia.

"Ayo bikin gagasan yang cerdas soal alternatif-alternatif solusi," tutupnya. []

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.