Paus Fransiskus Sebut Tempat Yesus Dilahirkan Jadi Lokasi Perang Saat Ini

"Hati kita ada di Betlehem, di mana Raja Damai sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia," kata Paus
Paus Fransiskus memimpin misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada 24 Desember 2023. (Foto: voaindonesia.com/Vatican Media/Handout via Reuters)

TAGAR.id, Vatikan - Mengenang kelahiran Yesus di sebuah kandang di Bethlehem, Paus Fransiskus dalam sebuah homili Malam Natal pada hari Minggu (24/12/2023) mengatakan "bentrokan senjata yang bahkan terjadi sampai hari ini" mencegah Yesus "menemukan tempat di dunia."

"Hati kita ada di Betlehem, di mana Raja Damai sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia," kata Paus, mengacu pada perang yang dipicu oleh serangan dan penyanderaan Hamas di bagian selatan Israel pada 7 Oktober lalu.

Paus memimpin Misa malam yang dihadiri oleh sekitar 6.500 jemaat di tengah kemegahan Basilika Santo Petrus, di belakang barisan para uskup yang berpakaian putih.

Saat Misa dimulai, sebuah patung anak Kristus diresmikan di depan altar yang dihiasi dengan tanaman hijau dan bunga-bunga putih, dan sejumlah anak yang mewakili anak-anak di seluruh penjuru dunia meletakkan bunga di sekitar singgasana berlapis emas.

Fransiskus, yang mengenakan jubah putih, memimpin Misa dengan berdiri di kaki salah satu pilar Santo Petrus.

Mengingat bahwa Yesus dilahirkan pada saat untuk memperkuat kekuasaan Raja Daud, Fransiskus memperingatkan bagaimana "dunia terobsesi dengan pencapaian, pencarian kekuasaan dan kekuatan duniawi, ketenaran dan kemuliaan, yang mengukur segala sesuatu dalam hal keberhasilan, hasil, angka dan angka."

Sebaliknya, Yesus datang ke dunia dengan rendah hati, mengambil rupa manusia.

"Di sini, kita tidak melihat Tuhan yang murka dan menghukum, tetapi Tuhan yang penuh belas kasihan, yang mengambil rupa manusia dan masuk ke dalam dunia dalam keadaan lemah," kata Paus.

Dalam pemberkatan Angelus tradisional yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Paus mengenang mereka yang menderita akibat perang, pertempuran di Ukraina, pemboman dan pengepungan Israel di Jalur Gaza.

"Kami dekat dengan saudara-saudara kami yang menderita akibat perang. Kami mengingat Palestina, Israel, Ukraina. Juga mereka yang menderita kesengsaraan, kelaparan dan perbudakan. Semoga Tuhan menanamkan kemanusiaan ke dalam hati manusia," ujarnya.

Berbicara pada ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk doa Angelus, Paus – yang berbicara dari jendela balkonnya – juga mengajak umat untuk "tidak mencampuradukkan perayaan dengan konsumerisme. Sebagai seorang Kristen harus merayakannya dalam kesederhanaan tanpa pemborosan dan dengan berbagi dengan mereka yang kekurangan kebutuhan atau tidak memiliki teman."

Secara tradisional, umat Katolik menandai Malam Natal dengan menghadiri Misa pada tengah malam. Namun selama bertahun-tahun, waktu dimulainya Misa di Vatikan telah bergeser lebih awal, yang mencerminkan kesehatan atau stamina para paus dan kemudian pandemi. Vatikan telah mempertahankan waktu 7.30 malam yang awalnya ditetapkan selama jam malam pandemi.

Pada hari Minggu, puluhan ribu warga Roma, turis dan peziarah diperkirakan akan memadati Lapangan Santo Petrus untuk mendengarkan Paus Fransiskus menyampaikan pidato tentang isu-isu dunia dan memberikan restunya.

Pidato yang dikenal dalam bahasa Latin sebagai "Urbi et Orbi" (Kepada Kota dan Dunia), secara tradisional merupakan kesempatan untuk meninjau kembali krisis termasuk perang, penganiayaan, dan kelaparan, di berbagai belahan dunia. (em/rs)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Siapa yang Akan Bayar Biaya Pembangunan Kembali Gaza?
Perkiraan awal menunjukkan bahwa jumlahnya bisa mencapai €46,4 miliar, atau lebih dari Rp 780 triliun