Pasar Malam Blauran, Nasibmu Kini

Kejayaan Pasar Malam Blauran yang mulai meredup sejak memasuki awal 2000-an. Berbeda ketika era 1980 hingga 1990-an.
Kondisi Pasar Malam Blauran di Banjarmasin. (Adm)

Banjarmasin, (Tagar 4/4/2018) - Begitu populernya waktu itu Pasar Malam Blauran di tahun 1970 hingga 1980-an, kehidupan malam di Banjarmasin sangat indah. Dari Jalan Hasanuddin HM sampai kawasan Pasar Sudimampir hidup dengan denyut pasar malamnya. Hal itulah yang yang diingat Hasan Farid,

Sesepuh pedagang Pasar Kujajing Banjarmasin ini mengungkapkan kehidupan pasar malam di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan tak kalah dengan kota-kota besar di Pulau Jawa.

"Dulu pasar malam di Banjarmasin dimulai dari kawasan Toko Buku Yunus, hingga melebar ke Pasar Blauran. Jadi, di pasar malam itu banyak disediakan barang dagangan dari konveksi, hingga aneka kuliner, yang paling dicari adalah makanan khas Banjar di kaki lima,” tutur Hasan Farid.

Semua itu mungkin tak bisa lagi dinikmati lagi di kawasan Pasar Blauran Banjarmasin. Pasar malam ini sempat hidup di kawasan Pusat Perbelanjaan Pangeran Antasari (P3A) sebelum akhirnya digusur karena rencana pembangunan Pasar Sentra Antasari di era 1990-an hingga awal 2000-an, akhirnya beralih ke kawasan Jalan Katamso, dan di sekitar Pasar Cempaka.

“Padahal, dulu pasar malam yang dimulai sejak sore hingga malam hari, merupakan ciri khas Banjarmasin. Bahkan, pengunjungnya bukan hanya dari Banjarmasin, tapi dari luar kota,” tutur salah satu pedagang Pasar Blauran, Yannor kepada Tagar, Rabu (4/4).

Kejayaan Pasar Malam Blauran yang mulai meredup sejak memasuki awal 2000-an. Berbeda ketika era 1980 hingga 1990-an.

“Sekarang bisa dibilang, banyak pengunjung ke sini hanya melihat-lihat, tak lagi membeli. Apalagi, sekarang sudah banyak bermunculan pasar malam, seperti Pasar Tungging dan Mall. Belum lagi bisnis jual beli online,” ucapnya.

Pedagang pun mengaku warisan berdagang dari orangtua di Pasar Blauran, harus terus dijaga. Meski, kini persaingan dengan pasar-pasar yang baru sangat ketat.

“Ya, kalau boleh dibilang Pasar Blauran ini telah ditinggalkan pelanggan. seperti mati suri,” tandasnya.

Begitu juga, Hasnah, pemilik rumah makan karih kambing Abang Leman ini melihat kehidupan pasar malam sepertinya telah dilupakan Pemkot Banjarmasin.

Dia membandingkan dengan kebijakan yang diambil Pemkot Bandung atau daerah lainnya justru menghidupkan pasar malam sebagai pusat ekonomi rakyat.

“Seharusnya, Pemkot Banjarmasin ini bisa belajar dari kota lain yang mampu menghidupkan pasar malamnya. Jangan seperti sekarang dibiarkan mati pelan-pelan,” imbuhnya. (adm)

Berita terkait
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura