Partai Gelora akan Jadi PSI Versi Islami

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) akan menjadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) versi Islami?
Fahri Hamzah (kiri), dan Anis Matta (kanan). Keduanya pedniri Partai Gelora. (Foto: Instagram/@fahrihamzah)

Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai Partai Gelombang Rakyat (Gelora) akan menjadi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) versi Islami.

Dari sudut pandang kelahiran, PSI dan Gelora sama-sama partai anyar yang siap berkompetisi dalam pesta demokrasi. Dari situ, Wasisto mengatakan target keduanya juga serupa, tetapi Gelora lebih menyasar milenial Islami.

"Partai Gelora ini kalau saya lihat versi PSI yang syar'i karena mereka nanti menyasar kelompok milineal yang hijrah," ucap Wasisto kepada Tagar, Kamis, 14 November 2019.

Geliat Gelora dalam peta perpolitikan Indonesia masih dalam batas mengetes reaksi dan psikologi publik. Kepakkan sayapnya, kata Wasito, baru akan terlihat ketika Pemilihan Presiden 2024. "Pembuktiannya saat 2024, kalau tuk saat ini belum terlihat pola politiknya," ujar dia.

Partai Gelora mendeklarasikan diri bertepatan pada Hari Pahlawan pada Minggu 10 November 2019. Di hari itu juga, partai yang didirikan eks petinggi PKS Anis Matta dan Fahri Hamzah ini mengumumkan struktur partai.

Enggak pengaruh apa-apa ke PKS karena PKS tetap solid mendukung Sohibul Iman.

Adapun struktur Partai Gelora adalah Ketum dipegang oleh Anis Matta, Waketum Fahri Hamzah, Sekjen Mahfudz Siddiq, dan Bendahara Umum Ahmad Riyaldi.

Melihat dari sejumlah elit partai yang berlatar belakang dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), maka tidak menafikan Gelora akan menyedot suara dari anggota organisasi mahasiswa tersebut.

"KAMMI sepertinya akan mengalihkan dukungan ke Gelora karena elitnya mantan aktivis KAMMI," ucapnya.

Selain mantan petinggi PKS, Partai Gelora juga diisi wajah-wajah lama, yaitu eks politikus Demokrat Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi dan eks Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana.

Sebagai pendatang baru, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menganggap wajar Partai Gelora memperluas jangkauan dengan merekrut wajah-wajah lama di dunia perpolitikan. Menurut dia, makin banyak tokoh populer direkrut maka basis massa menjadi meluas.

Adi menilai, lahirnya Partai Gelora yang banyak diisi mantan politikus PKS tak akan membuat riak-riak dalam tubuh Partai PKS. Terlalu dini juga bila ada anggapan Gelora akan menggembosi PKS dalam hal perolehan suara. Langkah Partai Gelora, kata Adi, baru akan terlihat di panggung pertamanya saat Pilpres 2024.

"Enggak pengaruh apa-apa ke PKS karena PKS tetap solid mendukung Sohibul Iman," tutur Adi kepada Tagar.

Berita terkait
Masuk Gelora, Deddy Mizwar Hengkang dari Demokrat
Deddy Mizwar mantap untuk bergabung Partai Gelora Indonesia. Dia mundur dari Partai Demokrat dengan mengirimkan surat ke SBY.
Delapan Tokoh Partai Gelora Siap Sambut Pilkada 2020
Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfudz Siddiq, Rofi Munawar, dan Achmad Rilyadi tengah mempersiapkan deklarasi peresmian Partai Gelora Indonesia.
Ormas Garbi Jadi Partai, Susul NasDem dan Perindo?
Ormas Garbi bentukan eks kader PKS Fahri Hamzah bakal menyusul dua ormas jadi partai, yakni Partai NasDem dan Perindo?
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.