Pangsa Pasar Sex Toy: Siapa Mendominasi China atau Amerika

Pangsa pasar produk alat bantu seks atau sex toy di China pada 2020 diperkirakan mencapai US$ 9,3 miliar.
Ilustrasi gerai yang menjadi produk-produk dewasa, termasuk sex toy di Beijing. (Foto: Tagar/marketingtochina.com/Gerai Sex Toy).

Jakarta - Pangsa pasar produk alat bantu seks atau sex toy di China pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 62,5 miliar yuan atau US$ 9,3 miliar, meningkat dari tahun lalu 46,1 miliar yuan. Tiongkok menjadi produsen mainan seks terbesar sejak 2010, dengan sekitar 70 persen produksi dunia.

Pada 2015, pangsa pasar produk mainan dewasa di China baru mencapai US$ 4,7 miliar. Namun, nilai itu mencatat kenaikan berlipat ganda dalam lima tahun terakhir.

Melansir dari statista.com, salah satu pendorong pertumbuhan pasar yang pesat itu adalah pembelian online. E-commerce menyumbang lebih dari 40 persen penjualan sex toy di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Singapura dan Selandia Baru kini melayani kebutuhan seksual wanita melalui promosi industri mainan seks.

Tak heran, banyak konsumen China yang lebih memilih memesan dari platform e-commerce untuk menghindari rasa malu. Barang-barang terlaris di situs-situs perbelanjaan seperti Tmall dan Taobao ini bervariasi menurut gender. Masturbator adalah penjualan teratas di kalangan konsumen pria, sedangkan pakaian dalam populer di kalangan wanita.

Sejak 2015, e-retailer produk dewasa Tiongkok menjadi salah satu pasar perdagangan elektronik B2C terbesar di seluruh dunia, setelah itu diikuti oleh Amerika Serikat. Di antara pengecer elektronik teratas dalam industri alat bantu seks di China adalah waralaba Touch, Chun Shui Tang, dan Tao Hua Wu. Dari jumlah tersebut, Touch adalah merek terkemuka yang menerima pendanaan 50 juta yuan pada tahun 2014 dan 85 juta yuan pada tahun 2015 dari Fortune Venture Capital.

Menurut data yang dirilis grandviewresearch.com, pasar alat pemuas seks secara global diperkirakan akan mencatat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 5,3 persen dari 2020 hingga 2027. Pada tahun lalu, pasar sex toy global mencapai nilai US$ 26,6 miliar. Peningkatan belanja masyarakat dan peningkaatan standar hidup di negara berkembang akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan.

Amerika Utara Dominasi Pasar Sex Toy

Dari data grandviewresearch.com terungkap bahwa kawasan Amerika Utara mendominasi pasar dan memegang pangsa pendapatan terbesar 33,8% persen di pasar sex toy pada tahun 2019. Hal ini berkat kehadiran banyak produsen dan pengecer yang memberikan kemudahan akses produk.

Ilustrasi Alat Bantu SeksIlustrasi alat bantu seks. (Foto: Tagar/marketingtochina.com/Ilustrasi Alat Bantu Seks).

Menurut survei yang dilakukan di AS pada 2019, 53 persen orang Amerika menggunakan alat bantu seks untuk meningkatkan pengalaman seksual. Penerimaan sosial dan gaya hidup seks liberal di AS dan Kanada, bersama dengan kehadiran beberapa gerai dewasa, mendorong peningkatan permintaan barang dewasa. Produsen di Amerika Utara seperti Doc Johnson di AS dan CalExotics di Ontario telah mengalami peningkatan penjualan sex toy pada kuartal pertama tahun 2020.

Negara-negara Eropa, seperti Jerman, Italia, Prancis, Inggris, Denmark, dan Belgia, merupakan kontributor utama pasar. Vibrator dan dildo tradisional adalah produk paling populer di negara-negara ini. Hadirnya beberapa brand ternama seperti LELO, Lovehoney, Durex, dan Fun Factory yang memenuhi kebutuhan masyarakat Eropa telah memposisikan Eropa sebagai pasar terbesar kedua di tahun 2019.

Mengurangi stigma sosial dengan mengubah persepsi pelanggan terhadap seks dan meningkatkan pengecer online diharapkan dapat mendorong permintaan sex toy di Asia Pasifik. Negara-negara seperti Singapura dan Selandia Baru kini melayani kebutuhan seksual wanita melalui promosi industri mainan seks.

Sebagai pemasok sex toy terbesar di dunia, rasanya tak mungkin dominasi China dikalahkan Amerika. Laporan en.people.cn memperlihatkan alat bantu seks buatan Tiongkok mendominasi gerai-gerai di AS.

Situs en.people.cn menulis, jika Anda masuk ke gerai sex toy di Amerika Serikat, lihatlah berbagai mainan dan produk di rak. Selain materi pornografi, sebagian besar vibrator, dildo, dan pakaian dalam berlabel "Made in China".

Mungkin Anda berpikir tidak ada yang aneh tentang itu. Namun, ironisnya China merupakan negara yang sangat konservatif di mana majalah, DVD, dan situs porno dilarang keras, dan seks masih menjadi topik yang tabu.

"Namun, China memproduksi sekitar 70 persen mainan seks untuk dunia," kata produsen sex toy China, Romeo Jiang. []

Berita terkait
Covid-19 Menular Lewat Seks, Penelitian Ilmuwan China
Penelitian ilmuwan China menemukan Covid-19 dalam air mani atau semen pria yang terinfeksi parah. Dianjurkan menghindari seks pada masa pandemi.
Pandemi, Milenial China Konsumen Terbesar Belanja Sex Toy
Pandemi Covid-19 membuat kebutuhan alat pemuas seks atau sex toy di China melonjak dengan nilai belanja mencapai US$ 15 miliar.
Amerika Tanggapi Perlakuan China Terhadap Muslim Xinjiang
Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan perlakukan China terhadap Muslim Xinjiang di China sesuatu perlaku yang mendekati genosida