Pandemi Covid-19, Industri Logam Tanah Air Cemerlang

Kepala BPPI Kementerian Perindustrian Doddy Rahardi mengatakan industri logam dalam negeri semakin kompetitif di pasar global meski pandemi.
Pekerja melakukan pemotongan besi di industri logam Desa Lemah Duwur, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu, 29 Januari 2020. (Foto: Antara/Oky Lukmansyah/pd)

Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahardi mengatakan industri logam dalam negeri semakin kompetitif di pasar global meski pandemi Covid-19 melanda. Hal tersebut ternyata memberi kontribusi signfikan bagi perekonomian nasional.

“Dalam hal ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Tata Metal Lestari, karena di tengah kondisi pandemi Covid-19 mampu menyumbang devisa melalui ekspornya,” kata Doddy Rahardi seperti dikutip Tagar dalam siaran pers Kemenperin, Minggu, 16 Agustus 2020.

Berdasarkan catatan pihaknya, PT Tata Metal Lestari mengekspor sebanyak 100 kontainer baja berlapis aluminium seberat 2.000 ton ke pasar Australia, Thailand, dan Puerto Rico (Amerika Serikat).

“Ini menjadi wujud nyata dari industri manufaktur kita, bahwa di tengah tekanan pandemi masih bisa bersaing, bahkan melakukan ekspor,” tuturnya.

Guna memacu daya saing, Kemenperin mendorong sektor industri logam di tanah air untuk bisa bertransformasi menuju industri 4.0. Karena, salah satu tujuannya adalah menciptakan daya saing global.

Apalagi, industri logam dikategorikan sebagai mother of Industry karena produk logam dasar merupakan bahan baku utama yang menunjang bagi kegiatan sektor industri lain seperti industri otomotif, maritim, elektronika, dan sebagainya.

PT Tata Metal Lestari merupakan sektor industri logam pertama yang menjalani assessment INDI 4.0. Pendampingan mulai dilakukan BPPI Kemenperin sejak 17-20 Juli 2020 lalu secara daring. BPPI Kemenperin pun meninjau kesiapan perusahaan dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19.

"Langkah-langkah yang sudah dilakukan PT Tata Metal Lestari ini sudah baik sekali. Kami masih terus melakukan pendampingan, dengan target tahun 2021 sudah bisa bertransformasi secara digital. Ini salah satu pejuang-pejuang industri kita," ucapnya.

Sementara itu, Vice President PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi mengatakan pasar ekspor bisa menjadi tolok ukur bagi produk yang dihasilkan manufaktur yang telah bertransformasi ke era industri 4.0, karena standar yang ditentukan di berbagai negara sangat tinggi dan berbeda-beda pula.

“Buah dari penerapan project INDI 4.0 ini adalah efisiensi yang berujung pada kualitas. Sehingga produk PT Tata Metal Lestari dipercaya oleh pasar global. Ini dibuktikan dengan produk yang mampu menembus pasar ekspor di delapan negara,” tutur dia.

Langkah ekspor yang dilakukan PT Tata Metal Lestari diharapkan dapat berkontribusi terhadap penerimaan negara di tengah pandemi Covid-19 dan dapat menguatkan posisi neraca dagang Indonesia.

"Serta berkontribusi atau memberikan pengaruh yang positif terhadap devisa negara, utamanya di tengah menurunnya kondisi ekonomi dalam negeri akibat pandemi Covid-19,” kata dia. []

Berita terkait
Kemenperin Dukung Pengembangan IKM Logam Dharmasraya
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mendukung pembangunan sentra industri kecil menengah (IKM) logam di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Kemenperin Bangga, MSMB Menang Lomba di Jerman
Salah satu industri binaan Kemenperin berhasil menyabet gelar bergengsi dalam ajang perlombaan di Hannover Messe, Jerman
Kemenperin Rilis Kandungan Lokal Produk Farmasi
Kementerian Perindustrian menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 16/2020 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Produk Farmasi.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja